Prangko Seri Malioboro Bawa Keindahan Yogya ke Penjuru Dunia
Jetis - Perjalanan panjang Malioboro sebagai kawasan sentra dalam membaca sejarah Yogyakarta begitu penting untuk dinarasikan kembali, salah satunya melalui prangko.
Hal itu dikatakan Penjabat (Pj) Walikota Yogyakarta, Singgih Raharjo, dalam Peluncuran Prangko Seri Malioboro di Hotek Phoenix, Rabu (7/6) malam. Pihaknya mengungkapkan, Prangko Seri Malioboro bukan saja sebagai alat bukti pembayaran pengiriman pos, tapi juga benda filateli untuk mengeksplorasi kekayaan sejarah dan budaya Kota Jogja.
“Melalui lukisan pada prangko ini, yang merupakan buah karya pelukis Astuti Kusumo kami berharap dapat membawa keindahan Malioboro ke dalam rumah-rumah, kantor, dan kolektor prangko di seluruh penjuru negeri bahkan dunia,” ungkapnya.
Bersamaan dengan HUT ke-76 Pemerintah Kota Yogyakarta, lanjut Singgih, diluncurkan Prangko Seri Malioboro, bekerjasama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan PT Pos Indonesia, dalam tiga desain, yang menggambarkan Malioboro dari berbagai perspektif, yaitu Teras Malioboro dengan dinamikanya, Ketandan dengan plurarisme dan keragamannya, serta Ngejaman menggambarkan Malioboro menjadi tempat berkumpul.
”Prangko Seri Malioboro nantinya juga menjadi media promosi efektif untuk Kota Jogja, dengan magnet destinasi wisatanya, karena prangko punya daya tarik tersendiri bagi para kolektor di Indonesia bahkan di seluruh penjuru dunia,” tambahnya.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, menyambut baik dan memberikan apresiasi atas diluncurkannya Prangko Seri Malioboro. Dengan harapan ikon bersejarah Malioboro akan terus menjadi salah satu magnet kota Jogja yang tak lekang oleh masa.
"Semoga seri prangko Malioboro, dengan lukisan bergaya ekspresionis ini, menjadi produk seni budaya yang lahir dari eksistensi Kota Jogja, serta dapat memperkaya khasanah filateli Indonesia,” ujarnya.
Sejalan dengan itu, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo, Wayan Toni Supriyanto menyatakan, Prangko Seri Malioboro selain memiliki nilai intrinsik dan nominal, juga bernilai memorabilia yang menjadi kenangan panjang, bagaimana mengapresiasi Malioboro sebagai ikon sejarah dan pariwisata Kota Jogja.
“Peluncuran Prangko Seri Malioboro merupakan momen penting dalam sejarah, karena menjadi suatu pengakuan akan pentingnya menjaga dan mempromosikan warisan sejarah dan budaya Kota Jogja, kepada masyarakat luas agar semakin tertarik menjelajahi keistimewaan Malioboro,” katanya.
Sementara itu pelukis Prangko Seri Malioboro, Astuti Kusumo menceritakan, keterlibatannya dalam pembuatan lukisan yang ada di prangko tersebut memakan waktu satu minggu, setelah sebelumnya dilakukan kajian mendalam bersama tim ahli, yang terdiri dari akademisi, urban desain, antropolog, dan sejarawan.
“Sebagai orang yang tinggal dan berkarya di Kota Jogja, ini merupakan suatu kehormatan bagi saya, untuk bisa memvisualisasikan berbagai perspektif tentang Malioboro, melalui tiga lukisan yang menjadi desain Prangko Seri Malioboro, serta satu lukisan yang menjadi sampulnya,” ceritanya. (Jul)