PERGELARAN WAYANG WONG GAYA YOGYAKARTA
Kota Yogyakarta yang merupakan kota pariwisata yang berbasis budaya, memiliki potensi seni budaya yang sangat beragam. Inilah yang menjadi daya tarik sekaligus kekhasan kota ini yang membedakannya dengan kota lainnya. Salah satu keunikan yang dimiliki adalah kesenian Wayang Wong. Wayang Wong merupakan seni tradisi yang memadukan seni tari, seni drama, seni musik, dan seni rupa. Wayang Wong Gaya Yogyakarta pertama kali diciptakan oleh Sultan HB I pada pertengahan abad ke-18 (+ 1756 M) dan mencapai puncak perkembangannya pada masa pemerintahan Sultan HB VIII. Cerita dalam Wayang Wong bersumber pada lakon Mahabharata dan Ramayana.
Wayang Wong merupakan kebudayaan yang sarat dengan filsafat dan pendidikan yang mengajarkan kita untuk memahami sifat-sifat ksatria dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari serta mengandung falsafah hidup, etika, dan tuntunan budi pekerti yang luhur. Penjiwaan yang merupakan dasar filsafat seni tari Yogyakarta (dikenal dengan istilah Joged Mataram) terdiri dari 4 (empat) dasar yaitu Sawiji (konsentrasi total), Greged (dinamika atau semangat), Sengguh (percaya diri), dan Ora Mingkuh (pantang mundur). Keempat filosofi ini kemudian diangkat menjadi filosofi tata nilai Yogyakarta dan menjadi karakter masyarakatnya.
Dewasa ini perkembangan seni tradisi khususnya Wayang Wong semakin mengalami degradasi. Para pelaku dan kuantitas pertunjukan Wayang Wong juga semakin berkurang. Demikian juga peminat pertunjukan Wayang juga semakin minim. Makin berkurangnya pertunjukan Wayang Wong di Yogyakarta dikhawatirkan dapat memutus rangkaian transformasi budaya dari generasi pendahulu ke generasi berikutnya. Hal inilah yang mendorong Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta sebagai penjaga budaya tradisi Yogyakarta menyelenggarakan Pergelaran Wayang Wong Gaya Yogyakarta. Pergelaran yang diikuti oleh 5 (lima) group yaitu Yayasan Pamulangan Beksa Sasmita Mardawa, Yayasan Siswa Among Beksa, Paguyuban Kesenian Surya Kencana, Sanggar Kesenian Irama Tjitra, dan Perkumpulan Kesenian Kridha Beksa Wirama akan dilaksanakan di nDalem Mangkubumen pada tanggal 27 – 29 Juni 2011 mulai pukul 19.30 WIB. Pergelaran ini menjadi istimewa karena sekaligus akan dipergunakan sebagai wahana kampanye sadar budaya dengan sasaran anak-anak SMA melalui edukasi tentang Wayang Wong.
Dengan melaksanakan pergelaran Wayang Wong ini diharapkan dapat melestarikan seni tradisi luhur ini serta mengenalkannya kepada masyarakat khususnya generasi muda. Dengan mengangkat tema Wayang Wong, Tradisi Seni Istana Kekayaan Budaya Yogyakarta, moment ini menjadi salah satu masterpiece pelestarian seni tradisi bangsa.
Kepala Bidang Kebudayaan
Drs. RM Budi Santosa
NIP. 19660622 199412 1003