Pemkot Yogya Tambah Hidran Kampung di Permukiman Padat
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta membangun jaringan hidran kampung secara bertahap setiap tahun. Pada tahun 2023, Pemkot Yogyakarta akan membangun jaringan hidran kampung di wilayah Kampung Karanganyar Kelurahan Brontokusuman. Kampung Karanganyar menjadi sasaran hidran kampung karena padat penduduk dan akses jalan untuk mobil pemadam kebakaran sulit.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Yogyakarta, Octo Noor Arafat mengatakan Kampung Karanganyar menjadi lokasi pembangunan hidran kampung karena berdasarkan Detail Engineering Design (DED) pembangunan instalasi hidran kampung beberapa waktu lalu. Indikator wilayah membutuhkan hidran kampung adalah padat penduduk, akses mobil pemadam kebakaran sulit dan potensi perembetan kebakaran yang besar.
“Tiap tahun kita memang satu titik hidran kampung karena keterbatasan anggaran. Berdasarkan DED lokasinya di Karanganyar yang kondisi lingkungannya padat dan akses kendaraan mobil pemadam kebakaran sulit,” kata Octo, Senin (12/6/2023).
Paket pekerjaan hidran kampung itu sudah melalui lelang pengadaan secara elektronik. Pekerjaan hidran kampung berupa pembangunan sistem jaringan hidran kering. Jaringan hidran kampung yang akan dibangun di Kampung Karanganyar terdiri dari dari 3 siamese connection dan 18 box hidran. Siamese connection berfungsi sebagai penghubung air dari mobil pemadam kebakaran ke saluran hidran kering.
“Lelang sudah ada pemenangnya dan sudah tanda tangan kontrak. Pengerjaan selama sekitar lima bulan. Bulan Juni kita lakukan sosialisasi. Pelaksanaan pembangunan setelah sosialisasi. Kita juga buat kesepakatan dengan warga agar tidak mengganggu kegiatan karena pengerjaan di jalan gang kampung,” terangnya.
Pembangunan jaringan hidran kampung di Karanganyar menggunakan APBD Kota Yogyakarta dengan pagu sekitar Rp 1,2 miliar. Diakuinya pembangunan jaringan hidran kampung membutuhkan biaya tak sedikit. Itu karena membangun jaringan perpipaan yang ditanam di bawah tanah dan memiliki daya kemampuan untuk mengantisipasi korosi sampai sekitar 20 tahun.
Dia menyebut total ada 23 kampung yang telah disusun DED hidran kampung di Kota Yogyakarta. Dengan pembangunan hidran kampung di Karanganyar tahun 2023, total sudah ada 16 kampung yang dilengkapi hidran kampung antara lain Kampung Notoprajan, Pathuk, Kauman, Prawirodirjan, Jlagran, Ledok Tukangan, Gemblakan Bawah dan Basen.
“Masih tersisa tujuh kampung akan dibangun bertahap. Tidak menutup kemungkinan akan kita kembangkan lagi untuk melihat kebutuhan di depan karena di Kota Yogyakarta perkembangan permukiman cukup pesat. Harus dibarengi dengan penataan tata ruang yang bagus agar akses untuk kegawatdaruratan bisa optimal,” jelas Octo.
Menurutnya keberadaan hidran kampung sangat efektif untuk menangani kebakaran agar lebih cepat. Dicontohkan kejadian kebakaran di wilayah Gedongtengen beberapa waktu lalu. Lokasinya berada jauh di bawah meskipun dekat dengan bantaran sungai tapi sumber airnya susah. Tapi dengan adanya jaringan hidran kampung lebih memudahkan pergerakan pasukan.
“Ini sudah kita coba petakan dengan sistem informasi hidran dan bak tandon harapannya petugas tahu larinya air ke mana kemudian titik-titik siamese dan hidran kering kampung itu ada di mana saja sehingga akan mempercepat respon time penanganan kebakaran. Respon time kebakaran standar pelayanan minimal 15 menit. Kota Yogyakarta rata-rata per tahun 11 sampai 12 menit. Itu juga didukung dengan peran relawan pemadam kebakaran,” pungkasnya.(Tri)
Keterangan foto-foto dokumentasi kegiatan uji operasional hidran kampung yang dibangun di Kampung Notoprajan.