Jaga Kualitas Pendidikan, Pemkot Optimalkan  Pengawas Sekolah

Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta jaga kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta dengan menjaga komitmen pengawas sekolah. Pengawas sekolah  menjadi penggerak dalam meningkatkan sumber daya sekolah terutama pendidik dan peserta didik serta membina dan mengawasi jalannya proses pendidikan. 

Sekretaris Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta, Tyasning Handayani Shanti menjelaskan bahwa pengawas sekolah memiliki peran penting. Pendidik atau guru dibimbing dalam kegiatan supervisi pendidikan oleh para pengawas, sehingga proses pendidikan berlangsung kondusif dan efektif, serta menghasilkan peserta didik yang bermutu dan berkualitas.

“Pengawas sekolah di Kota Yogyakarta sudah memenuhi persyaratan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi yaitu memiliki surat tanda tamat pendidikan dan pelatihan calon pengawas sekolah atau sertifikat guru penggerak. Di Kota Yogyakarta terdapat 16 SMP Negeri, 65 SMP Swasta, 89 SD Negeri, 160 SD Swasta dan 11 TK Negeri hanya memiliki pengawas sekolah untuk SMP, tujuh pengawas sekolah untuk SD dan lima pengawas untuk TK Negeri,” ungkap Tyasning pada Kunjungan Kerja dari Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow di Balaikota Yogyakarta pada Selasa (13/6).

Salah satu pengawas sekolah dasar, Siyam Mardini, menjelaskan selain melakukan monitoring dan evaluasi juga dilaksanakan pendampingan dan pembinaan dengan kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Pada kegiatan tersebut, pengawas harus memiliki kepekaan dalam melihat potensi dari semua pendidik yang berada dalam binaannya. Dalam kegiatannya  mendampingi agar dapat mencermati Capaian Pembelajaran (CP) kemudian menurunkan menjadi Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran dengan mengembangkan modul yang sudah ada. Dengan hal tersebut, sebelum tahun ajaran dimulai pendidik sudah siap.

“Kami mendampingi sekolah itu lebih pada bagaimana guru mampu mengembangkan pembelajaran karena kalau modul kan sudah disediakan sekolah, jadi bapak ibu guru sekolah itu tinggal mengembangkan termasuk kurikulumnya. Bagaimana sekolah mampu melakukan identifikasi kesiapan-kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran di sekolah. Kepala Sekolah juga melakukan evaluasi terkait dengan melalui karakteristik sekolah itu dan menyusun kurikulum jadi semua sudah terencana dengan baik,” ujarnya.

Kepala Sekolah SD Negeri Pujokusuman 1 Yogyakarta, Ibu Dwi Atmi Sutarni mengaku keberadaan pengawas sekolah sangat vital terhadap kemajuan setiap sekolah. “Berkaitan dengan kondisi sekolah kami yang menjadi 24 kelas dalam satu sekolah, kami memanfaatkan komunikasi KKG Kelas Paralel. KKG Pararel ini memudahkan teman-teman guru untuk membahas sampai nanti bagaimana mengimplementasikan Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) dalam  membuat modul ajarnya. Termasuk juga mengembangkan, pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5),” ungkapnya. (Chi)