Kuasai Pengetahuan Budaya Perkuat Peran Dimas Diajeng Yogya   

UMBULHARJO- Dimas Diajeng Kota Jogja tahun 2023 diharapkan menguasai pengetahuan terkait budaya, terutama budaya Yogyakarta. Hal itu menjadi bekal untuk memperkuat peran Dimas Diajeng Kota Jogja sebagai duta pariwisata. Mengingat pariwisata di Kota Yogyakarta adalah berbasis budaya.

Menurut Penjabat Walikota Yogyakarta Singgih Raharjo, basis pariwisata di Kota Yogyakarta adalah budaya. Oleh sebab itu 30 finalis Dimas Diajeng Kota Jogja diharapkan mampu menguasai pengetahuan budaya. Penilaian Dimas Diajeng juga dilihat dari kemampuan pengetahuannya, sikap dan sopan santunnya.

“Pariwisata kita adalah (basis) budaya. Kita tidak akan pernah lepas dari budaya untuk menarik wisatawan datang ke Yogya, DIY dan Indonesia. Saya berharap Dimas Diajeng Jogja menjadi bagian dari agen promosi pariwisata maupun budaya atau pariwisata berbasis budaya,” kata Singgih saat memberikan pembekalan kepada 30 finalis Dimas Diajeng Kota Jogja 2023 di Hotel @Hom Premiere Timoho, Rabu (14/6/2023).

Dalam kegiatan itu, bahkan Singgih menguji kemampuan pengetahuan terkait budaya kepada beberapa perwakilan finalis Dimas Diajeng Kota Jogja. Singgih menanyakan terkait makna falsafah  Hamemayu Hayuning Bawana dan sumbu filosofi Yogyakarta. Para finalis dimas diajeng pun menjawab dengan antusias dan saling melengkapi maknanya.

“Ini adalah sebuah cara bagaimana saya mengetahui knowledge seseorang tentang budaya. Kalau dimas diajeng bisa menguasai pengetahuan tentang budaya maka tidak hanya pintar dari sisi otaknya, tapi juga hatinya muncul etika, moral yang kemudian terealisasi dalam sebuah adat dan sopan santun,” tuturnya.

Singgih menegaskan sumbu filosofi Yogyakarta dari Panggung Krapyak sampai Tugu Yogyakarta adalah bukti kegeniusan Sri Sultan Hamengku Buwono I dalam membangun Yogyakarta dengan filosofi tata kota tiada duanya. Pihaknya mengajak finalis Dimas Diajeng Kota Jogja meneladani kegeniusan Sri Sultan HB I. Dicontohkan banyak spirit budaya di Yogyakarta seperti dalam etos kerja ASN Yogyakarta ada budaya Satria, Segara Amarta, nyawiji, greget sengguh ora mingkuh

“Berbanggalah cintailah terhadap Yogya yang punya itu semua. Budayanya masih terjaga dengan baik dan menjadi sebuah spirit. Maka 30 Dimas Diajeng juga harus punya jiwa yang nyawiji atau fokus, greget itu semangat, sengguh tidak pantang menyerah, ora mingkuh itu artinya tidak gampang berbelok,” jelas Singgih.

Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Wahyu Hendratmoko menyebut total ada sekitar 115 peserta yang mendaftar Dimas Diajeng Kota Jogja tahun 2023. Setelah melalui seleksi administrasi, wawancara, dan tes psikologi, lalu diambil 30 orang finalis yakni 15 Dimas dan 15 Diajeng. Sebagian peserta dari luar Kota Yogyakarta domisili DIY karena mereka ingin ikut berkontribusi pada Kota Yogyakarta.

“Saat ini masuk tahap pembekalan untuk memberikan tambahan kompetensi dalam pelaksanaan ketugasan Dimas Diajeng Kota Jogja," ujar Wahyu.

Ditambahkan setelah pembekalan akan ada grandfinal di Balai Kota Yogyakarta untuk dipilih yang terbaik. Lalu ada serah terima dari dimas diajeng senior kepada Dimas Diajeng Jogja 2023 untuk melaksanakan tugas menjadi brand ambassador pariwisata dan kebudayaan Kota Yogyakarta selama dua tahun ke depan.(Tri)