Pasar Prawirotaman Kembangkan Pengolahan Sampah dengan Budidaya Maggot
Mergangsan - Pasar Prawirotaman akan menjadi pilot projek pengolahan sampah organik dengan memanfaatkan maggot. Selain itu, dengan adanya budidaya maggot juga dapat menghasilkan nilai tambah.
Dipilihnya pasar menjadi pilot projek pengolahan sampah organik, sebab pasar menjadi salah satu produsen sampah terbesar selain rumah tangga.
Oleh karenanya, untuk mengurangi sampah pasar yang dibuang, Pemerintah Kota Yogyakarta melakukan pengolahan sampah di pasar.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Yogyakarta Veronica Ambar Ismuwardani mengatakan, maggot ini menurutnya sangat bernilai ekonomi. Dimana untuk satu bungkus maggot kering dihargai dengan Rp 6.000 saja.
"Pasar Prawirotaman ini akan menjadi pilot projek kami di bulan Juli. Dimana kami akan membentuk pokja untuk mengolah sampah organik dan dijadikan maggot," ujar Ambar saat diwawancarai, Kamis (15/6) di Ruang Ekraf Rooftop Pasar Prawirotaman Yogyakarta.
Ia mengungkapkan, setelah Pasar Prawirotaman berjalan, nantinya akan dikembangkan di beberapa pasar di Kota Yogyakarta seperti Pasar Giwangan dan Pasar Pasty yang memang memiliki lahan yang cukup luas.
"Selanjutnya jika sudah berkembang nantinya akan bisa ke pasar yang lainnya seperti Pasar Giwangan dan Pasar Pasti disana lahan yang memang cukup atau siap untuk dijadikan pengolahan sampah menjadi maggot," jelasnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengungkapkan, selain budidaya maggot diharapkan masyarakat juga terus melakukan gerakan zero sampah anorganik dan pilah sampah dari rumah.
Dimana sejak Januari 2023, selama empat bulan pertama, sampah yang awalnya sebanyak 299 ton per hari yang diturunkan ke TPA Piyungan, sekarang mampu menurun sebanyak 75 ton sampah per hari yakni menjadi 224 ton sampah per hari.
"Saya sangat berterimakasih untuk warga Kota Yogyakarta. Karena melalui gerakan pilah sampah dan gerakan zero sampah anorganik, Kota Yogyakarta mampu menurunkan 25 persen sampah. Sehingga harapannya gerakan ini terus dilakukan dan menjadi sistem sosial masyarakat lewat perubahan perilaku masyarakat," ujarnya.
Selain itu, Aman juga menghimbau bagi masyarakat yang bingung dan mencari tempat untuk berkonsultasi mengenai bank sampah dan permasalahan sampah, Pemerintah Kota Yogyakarta memiliki fasilitas seperti Klinik Bank Sampah yang terletak di Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta.
Selanjutnya, ada Galeri Bank Sampah untuk membantu mempromosikan penjualan produk daur ulang dari sampah serta Sekolah Sampah guna mengedukasi dan menjadi kerjasama antar lembaga untuk memberikan dorongan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
"Kita sudah punya banyak fasilitas untuk diberikan ke masyarakat. Saya berharap, semua upaya dari pemerintah ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh masyarakat untuk bersama-sama menanggulangi permasalahan sampah di Kota Yogyakarta. Mari semua mulai menggerakan ngolah sampah dari rumah supaya jadi berkah,"katanya. (Hes)