Teladani Pangeran Mangkubumi, Abdi Dalem Ujung Tombak Pelestarian Budaya
Mantrijeron - Sosok Pangeran Mangkubumi atau Sri Sultan Hamengku Buwono I memang tidak terlepas dari sejarah Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat.
Selain itu, sikap yang taat beragama, adil, bijaksana dan tidak membedakan kalangan membuat namanya dikenang sepanjang masa.
Kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat diproklamasikan tepatnya pada 13 Maret 1755 oleh Pangeran Mangkubumi.
Peristiwa ini dikenal juga dengan Hadeging Nagari Dalem Kasultanan Mataram Ngayogyakarta Hadiningrat atau berdirinya Negara Ngayogyakarta Hadiningrat. Tanggal 13 Maret pula menjadi hari jadi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Oleh karenanya, dari Pangeran Mangkubumi diharapkan menjadi teladan bagi masyarakat Kota Yogyakarta, tak terkecuali bagi abdi dalem Keraton Yogyakarta.
Untuk itu, Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta menggelar Sarasehan dengan tema 'Sejarah Perjuangan Pangeran Mangkubumi' sebagai salah satu upaya meneladani sikap Pangeran Mangkubumi. Kegiatan ini diikuti puluhan abdi dalem Keraton Yogyakarta, Senin (19/6) di Hotel Alana Malioboro Yogyakarta.
Kepala Dinas Kebudayaan Yogyakarta Yetti Martanti berharap, dengan kegiatan ini baik pemerintah, masyarakat maupun abdi dalem bisa bersinergi dan bersama-sama memajukan Kota Yogyakarta dengan nilai-nilai adat tradisi tidak tertinggal oleh zaman.
"Kegiatan ini merupakan bentuk melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai adat tradisi di tengah tantangan era digital. Dimana keberadaan Keraton Yogyakarta secara historis sangat panjang dan tak lepas dari peran Pangeran Mangkubumi. Kami Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta terus berkomitmen dalam melestarikan, membina, dan mengembangkan kebudayaan di Kota Yogyakarta," jelasnya.
Menurutnya, hingga kini masih banyak yang belum mengetahui legenda tersebut. Oleh karenanya, adanya abdi dalem yang sampai saat ini mengabdi, menjadi ujung tombak dalam melestarikan perkembangan kebudayaan.
Ia berharap, semua bisa meneladani melalui sejarah perjuangan Pangeran Mangkubumi yang melahirkan peradaban di Jawa.
"Ini menjadi salah satu hal agar kebudayaan tetap lestari terutama di lingkungan Keraton Yogyakarta. Selain itu, abdi dalem ini memang sangat luar biasa, sudah ikut berupaya melestarikan kebudayaan yang ada di Kota Yogyakarta, namun tetap merespon apa yang menjadi dinamika perkembangan budaya di Kota Yogyakarta ini," ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya mengungkapkan, melihat sejarah perjuangan Pangeran Mangkubumi ini merupakan salah satu sumber yang berangkat dari nilai-nilai Kasultanan Yogyakarta.
Nilai-nilai yang dapat diambil dari sejarah perjuangan Pangeran Mangkubumi itu tidak hanya dipakai secara internal tapi tentu harapannya akan menjadi bagian yang mengimbas pada lingkungan masyarakat Yogyakarta secara meluas.
"Jadi tidak hanya untuk kepentingan internal, tetapi juga mengimbas kepada masyarakat Yogyakarta. Sehingga dengan demikian, sejarah perjuangan Pangeran Mangkubumi tidak hanya menjadi sejarah saja melainkan dapat membawa arah perkembangan dinamika masyarakat Kota Yogyakarta," katanya. (Hes)