MOS BIKERS 2011 : BERSEPEDA BUKAN JADUL
Jogja memang istimewa tidak hanya sebagai Kota Pelajar tapi juga sebagai kota sepeda. Perpaduan keduanya terlihat semarak dengan digelarnya “MOS Bikers 2011” yang dipusatkan di Balaikota Yogyakarta, Sabtu pagi (16/7). Ribuan pelajar peserta MOS (Masa Orientasi Sekolah) se-Kota Yogyakarta melakukan gerakan bersepeda menempuh jarak 5 kilometer dari sekolah masing-masing menuju Balaikota. Mereka terdiri pelajar kelas pertama dari 16 SMP negeri, 11 SMA negeri dan 7 SMK negeri di Kota Yogyakarta.
Acara ini digelar sebagai puncak penutupan MOS di Kota Yogyakarta. Di Halaman Balaikota Pak Walikota Herry Zudianto menyambut kedatangan rombongan pesepeda. Panggung pentas seni digelar meramaikan acara dengan menampilkan beberapa band sekolah. Pak Walikota mengajak anak-anak pelajar Kota Jogja untuk gemar bersepeda. Sepeda dijadikan moda transportasi alternatif jarak dekat. “Bersepeda bukan jadul, justru anak modern adalah anak yang suka bersepeda,” ujar Pak Walikota. Tempik sorak anak-anak menggemuruh ketika Pak Walikota menyapa masing-masing sekolah. Acara semakin ramai ketika Pak Walikota membagikan doorprize berupa 10 buah sepeda.
Ditemui di sela acara Pak Herry mengatakan, Segosegawe yang telah dilaksanakan sejak 2 tahun lalu ini bukan merupakan program pemerintah. Segosegawe justru lebih menjadi bagian gaya hidup. Segosegawe tidak hanya untuk masyarakat biasa, tapi juga untuk anak-anak sekolah. Menurut Pak Herry, Sekolah tidak hanya bicara tentang kesehatan, lingkungan hidup dsb, tetapi yang lebih penting adalah membangun karakter anak-anak. Karakter yang tidak terjebak pada gaya hidup konsumerisme dan hedonisme dimana pergi ke sekolah gengsinga sekedar diukur dari kendaraan yang dipakai. “Saya ingin menanamkan pada mereka bahwa bagi anak muda pelajar berprestasi yang diunggulkan adalah karya dan pikiran. Anak muda yang peduli lingkungan , bukan kendaraan apa yang dimiliki. Saya ingin menanamkan dari awal bahwa tidak ada hubungannya gengsi seseorang dengan apa yang dikendarai. Anak SMA naik mobil merasa dirinya besar, padahal itu kan milik orangtua”.
Pak Herry juga sangat mengapresiasi dengan tumbuhnya komunitas-komunitas sepeda di jogja. Mudah-mudahan setelah saya tidak menjadi walikota gerakan ini terus bisa dilanjutkan, Pemerintah berperan sebagai penggeraknya. Saya juga ber harap dengan semakin banyaknya komunitas sepeda pemahaman sepeda bukan berarti kembali ke masa lalu, karena masa lalu tidak akan dijumpai lagi. Ini justru antisipasi paradigma ke depan seperti pemanasan global, hemat energi dsb. Sepeda terus kita beri kehormatan ada ruang tunggu sepeda, petunjuk jalan alternatif, marka, jalur sepeda dsb. Nilai bersepeda menjadi bagian dari nilai masyarakat dimana bersepeda tidak identik dengan orang yang harus disingkirkan, justru harus dihormati.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta, Yulia Rustiyaningsih menjelaskan setiap tahun ada even rutin untuk mengkampanyekan segosegawe, mulai dari nite ride pada tahun baru, peringatan SO 1 Maret, Women On Bicycle pada bulan April, MOS bikers, HUT Kota. Khusus hari ini agar pelajar Jogja terbiasa menggunakan sepeda.
Sementara seorang peserta MOS, Ocha (12 thn) siswa kelas 7 di SMP 5 Yogyakarta merasa senang dengan diadakannya MOS Bikers secara terpadu ini. Dirinya bisa bersama-sama bersepeda dengan teman-teman dari sekolah lain. Selain menjadikan tubuh lebih sehat dengan bersepeda ke sekolah juga dapat menikmati dan lebih dekat untuk mengenal lingkungan sekitar. (ism/mix)