JELAJAH MUSEUM

Dinas Pariwisata Seni Dan Budaya Kota Yogyakarta melaksanakan kegiatan berbasis museum dengan tajuk Kenali Museum, Cintai Museum, Kunjungi Museum. Tajuk ini dipilih karena selama tahun 2010 program Friends of Museum maupun provokasi kunjungan masyarakat Yogyakarta ke museum masih bisa dioptimalkan. Kegiatan berupa Sarasehan dan Jelajah Museum. Sarasehan dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 Juli 2011 mulai pukul 08.30 – 12.00 WIB dengan menghadirkan pelajar, pecinta, dan pelaku museum di Museum Panglima Besar Sudirman Sasmitaloka. Sementara Jelajah Museum akan dilaksanakan pada hari Minggu tanggal 24 Juli 2011 mulai pukul 08.00 WIB dengan mengambil start di Museum Benteng Vredeburg. Jelajah Museum ini akan mengunjungi Museum Sanabudaya, Museum Kraton, Museum Kereta, Museum Anak Kolong Tangga, Museum Istana Negara, dan Museum Benteng Vredeburg sendiri. Sebagai tindak lanjut dari semua kegiatan ini juga akan dilaksanakan Lomba Penulisan Esei Museum.

“Masih banyak hal yang harus dibenahi dan diharapkan pada tahun 2011 ini optimalisasi Friends of Museum sebagai ujung tombak peningkatan kunjunganke museum akan menjadi terealisasi,” jelas Kepala Bidang Kebudayaan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta Drs. Budi Santosa, di ruang kerjanya Jumat (22/7).

Dipaparkan Budi, Kota Yogyakarta selama ini dikenal sebagai kota wisata, kota budaya, kota pelajar, dan kota perjuangan. Predikat yang disandangnya ini cukup menjadikan Kota Yogyakarta sebagai kota dengan segudang potensi yang belum terangkat seluruhnya. Museum, adalah salah satu kekuatan Kota Yogyakarta. Museum pulalah tempat yang mengkolaborasikan keempat predikat Kota Yogyakarta dalam sebuah satu kesatuan. Selama ini museum hanya dikenal sebagai tempat menyimpan benda mati, sebuah tempat yang menyeramkan dan membosankan, serta tempat yang sama sekali tidak memiliki nilai have fun atau rekreatif. Image ini harus dirombak untuk menguatkan posisi Kota Yogyakarta sebagai kota dengan potensi museum terbanyak. Betapa tidak, dari 275 museum di seluruh Indonesia, 5% diantarnya berada di Kota Yogyakarta. Tidak kurang 15 musem yang berdiri sendiri serta 7 museum dalam Kraton Yogyakarta yang dapat menjadi sumber pengetahuan dan informasi tentang kejayaan bangsa di masa lampau.

Sebagai upaya untuk menarik minat khususnya anak muda untuk berkunjung ke museum, maka Pemerintah Kota Yogyakarta selalu melakukan proses sosialisasi dan edukasi terhadap berbagai pihak berkaitan dengan hal tersebut. Kita sangat menyadari kalau museum dapat dipergunakan sebagai media pembelajaran, khususnya pelajaran sejarah. Museum juga merupakan sarana transformasi informasi lintas generasi yang dapat dipergunakan oleh siapa saja. Museum juga merupakan sarana penanaman nilai-nilai budaya bangsa melalui koleksi-koleksinya. Sejarah akan selalu berulang dengan waktu dan pelaku yang berbeda namun dengan model yang sama. Teori ini menguatkan arti penting museum, bukan hanya sebagai jembatan untuk mempersiapkan masa depan, namun juga untuk melakukan transformasi nilai-nilai yang dulu ada namun sekarang mulai terabaikan. Inilah yang semakin menguatkan nilai keberadaan museum di suatu kota. Predikat Kota Yogyakarta sebagai kota pendidikan dan kota budaya juga merupakan kelebihan yang bisa dioptimalkan untuk mengembangkan museum. Potensi fisik museum yang memang nyatanya sangat besar ada di Kota Yogyakarta juga merupakan nilai lebih kota ini. Potensi-potensi inilah yang menjadikan Yogyakarta sudah layak menyandang Kota Museum.

Masa lalu adalah peletak pondasi kehidupan di masa kini. Masa kini adalah gerbang kejayaan di masa yang akan datang. Belajar di museum merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan pengetahuan, belajar dari museum merupakan titian emas untuk penguatan jati diri dan menyongsong masa depan yang tentunya lebih baik dari saat ini. Dapat dikatakan bahwa museum merupakan jembatan menuju kejayaan di masa yang akan datang. (ism)