Kerja Sama dengan Peternak, Sampah Organik Siap Diolah

Wirobrajan – Dalam mengatasi masalah sampah, penyelesaiannya tidak hanya bertumpu pada titik hilir saja, tapi mulai dari hulu yaitu sumber sampah agar nanti pada proses akhir, jumlah sampah dapat ditekan.

Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, yang juga merupakan Ketua Forum Bank Sampah (FBS) Kota Yogyakarta, dalam Sarasehan Bank Sampah, Rabu (12/7) Sore di Kantor Kelurahan Wirobrajan.

Ketua Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya

Pihaknya mengatakan, dengan adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik dengan memfokuskan pemilahan sampah dari level rumah tangga, dan memberdayakan Bank Sampah untuk mengelola sampah anorganik, hasilnya bisa menekan jumlah sampah yang dibuang ke TPA Piyungan hingga 87 ton, sekitar 30 persen dari 300 ton.

“Bicara tentang sampah, adalah persoalan yang menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat, untuk itu kita semua harus bekerja sama, pilah sampah dari sumbernya, kelola yang masih memiliki nilai ekonomis, maka jumlah sampah di hilir bisa berkurang,” jelasnya.

Anggota Forum Bank Sampah Kota Yogyakarta

Tidak berhenti pada Gerakan Zero Sampah Anorganik saja, lanjut Aman, Pemerintah Kota Yogyakara beserta Forum Bank Sampah, pada Oktober mendatang secara resmi akan memulai Gerakan Zero Sampah Anorganik Plus, di mana sampah organik juga akan dikelola dan didistribusikan melalui Bank Sampah Induk.

“Secara teknis, nantinya dari setiap Forum Bank Sampah Kemantren, akan memiliki meeting point untuk pengumpulan sampah organik setelah dilakukan pemilahan, ataupun yang sudah diolah, agar bisa didistribusikan oleh Bank Sampah Induk ke peternakan-peternakan di luar Kota Jogja,” ujarnya.

Forum Bank Sampah Kemantren Wirobrajan

Sembari Bank Sampah Induk dipersiapkan, tambah Aman, di Forum Bank Sampah di setiap wilayah juga sudah mulai mengolah sampah organik berbasis rumah tangga dengan beberapa metode. Seperti lubang biopori, losida, ember tumbuk dan metode komposter lainnya.

Sementara itu, Koordinator Pengelolaan Sampah Mandiri Kemantren Wirobrajan, Heni Rachmani mengungkapkan, sejauh ini ada 42 Bank Sampah yang hampir semuanya aktif. Apa lagi sejak diberlakukannya Gerakan Zero Sampah Anorganik.

“Semua mulai aktif, untuk inovasi daur ulang sampah anorganik beberapa ada yang membuat hiasan bunga, tas, tikar yang juga kami titipkan di DLH dan kegiatan pameran. Sementara untuk sampah organik ada yang diolah menjadi pupuk kompos dan budidaya maggot kerja sama dengan Kelompok Wanita Tani,” ungkapnya.

Kegiatan Sarasehan Forum Bank Sampah Kemantren Wirobrajan

Heni juga berharap dengan adanya Gerakan Zero Sampah Anorganik dapat mengoptimalkan Bank Sampah di tiap di wilayah, makin berkembang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat dan masalah sampah dari sumbernya bisa teratasi. (Jul)