Lomba Bertutur Dorong Sekolah Jadikan Ekstrakurikuler Siswa
Gondokusuman - Lomba Bertutur menjadi salah satu media dalam mengembangkan literasi dan menggali potensi yang dimiliki anak sejak dini.
Lebih khusus, kaitannya dengan menanamkan budaya membaca, memupuk kecintaan pada budaya lokal, melatih memahami isi bacaan, hingga dapat kembali menyampaikannya kepada orang lain.
Hal itu dikatakan oleh Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Dedi Budiono, dalam kegiatan Lomba Bertutur Babak Penyisihan, Senin (24/7) di Perpustakaan Kotabaru.
Pihaknya mengatakan, lomba ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan dalam rangka menggali potensi dan prestasi yang dimiliki anak-anak Kota Jogja, karena melalui kegiatan seperti dapat membentuk karakter anak-anak yang baik sebagai generasi penerus, dimulai dari kebiasaan membaca dan menulis.
"Kami harap kegiatan yang diikuti 64 siswa-siswi kelas 4 dan 5 sekolah dasar ini, bisa menjadi wadah untuk mengembangkan kreativitas dan meningkatkan literasi anak, juga menumbuhkan kepercayaan diri, berani tampil membawakan cerita dengan kreasi masing-masing," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Perpustakaan dan Pengembangan Gemar Membaca Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Yogyakarta, Nunun Zulaikha menyampaikan, dalam pelaksanaannya Lomba Bertutur melibatkan Balai Bahasa, Sastrawan, dan Akademisi untuk semakin menjamin kualitas pelaksanaan lomba dan penjurian.
"Lomba ini dilaksanakan mulai dari tahap administrasi, penyisihan yang nanti akan diambil 10 terbaik putra dan putri, kemudian final pada Agustus nanti untuk menentukan 5 finalis terbaik, dimana tiap peserta membawakan cerita atau dongeng nusantara," jelasnya.
Dengan adanya Lomba Bertutur, lanjut Nunun, kami juga ingin mendorong pihak sekolah untum menjadikan bertutur dan bercerita sebagai ekstrakurikuler, agar potensi dari siswa dapat diarahkan dan dibimbing, menjadi sesuatu yang lebih positif hingga menghasilkan prestasi.
"Dari Lomba Bertutur ini kita bisa melihat bagaimana anak memiliki kecerdasan membaca, menulis, memahami isi tulisan, berani tampil percaya diri untuk menvisualisasikannya. Dengan harapan lomba ini dapat membentuk perilaku dan karakter anak dalam kehidupan sehari-hari," tambahnya.
Salah satu peserta Lomba Bertutur, Arrai Arya Anantasena, Siswa Kelas 5 SD Pedagogia Kota Yogyakarta, membagikan pengalamannya setelah tampil pada babak penyisihan.
"Tadi membawakan cerita Si Pitung, tampilnya pakai baju sama sarung, ditambah peci hitam ini, ikut lomba karena memang suka bercerita, persiapan latihan sama orang tua dan guru sekolah. Sempat gerogi karena tampil nomor dua, tapi ternyata lancar tidak lupa isi cerita, dan semoga bisa lolos final," ceritanya.
Pendamping yang juga sekaligus guru Arrai, Zidni Nuzula juga mengungkapkan, di kesehariannya, sosok Arrai memang suka berargumen, bercerita dan banyak pengetahuannya, maka dari itu dipilih untuk mewakili sekolah.
"Kami sangat apresiasi untuk kegiatan lomba seperti ini, karena selain untuk mengasah kemampuan anak dalam bercerita, tentunya ini juga berkaitan dengan peningkatan literasi siswa, yang akan bermanfaat untuk pengembangan karakter dan kecerdasan siswa," ungkapnya. (Jul)