Festival Kethoprak Yogya 2023 Angkat Tema Kecintaan pada Tanah Air
Gondokusuman – Festival Kethoprak menjadi bagian dari pelestarian dan pengembangan seni dan budaya, juga pembangunan sistem sosial dan penguatan identitas karakter masyarakat Kota Yogyakarta.
Hal itu dikatakan Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya dalam Festival Kethoprak Yogyakarta 2023 di Museum TNI AD Dharma Wiratama, pada Rabu malam (2/8). Pihaknya menyampaikan, seni kethoprak dapat menjadi media untuk membangun sifat kolegia masyarakat yang lebih optimal.
“Kehadiran seni kethoprak di tengah masyarakat menjadi penting, dalam pembangunan karakter dan sistem sosial kaitannya untuk menciptakan iklim kondusif di Kota Yogyakarta yang masyarakatnya sangat beragam,” katanya.
Sejalan dengan itu Kepala Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yetti Martanti mengatakan, Festival Ketoprak yang akan berlangsung tanggal 2 hingga 5 Agustus 2023 ini hadir untuk menciptakan kerekatan, ketahanan dan kedaulatan budaya di tengah masyarakat, dalam membangun karakter dan membentuk identitas masyarakat, dengan nilai-nilai budaya yang terus lestari.
“Seni kethoprak merupakan aset dan potensi budaya, selain menjadi seni pertunjukan yang dapat menjadi tontonan juga tuntunan, mengenai latar belakang sejarah dan budaya. Ini juga langkah untuk memotivasi anak muda, agar ikut melestarikan dan berpartisipasi aktif, menyukai serta bangga dengan seni budaya yang dimiliki,” terangnya.
Upaya pelestarian dan regenerasi seni kethoprak, lanjut Yetti, tidak hanya melalui festival saja, tapi juga dengan pelatihan yang melibatkan masyarakat pegiat seni kethoprak dari 14 kemantren. Dalam festival tersebut nantinya juga akan dipilih penampil terbaik, untuk menjadi wakil Kota Yogyakarta di ajang Festival Kethoprak tingkat DIY.
“Tema Festival Kethoprak 2023 adalah Labuh Ibu Pertiwi, cerita yang ditampilkan mengenai kecintaan pada tanah air, khususnya Yogyakarta, agar menginspirasi dan memotivasi masyarakat untuk ikut melestarikan seni kethoprak,” tambahnya.
Salah satu penampil usai pembukaan Festival Kethoprak, dari Kemantren Kraton dengan cerita berjudul Singlon, yaitu Acun Kuncoro Dewa selaku Sutradara mengungkapkan, proses persiapan secara intens 2 minggu. Tapi secara rutin setiap Rabu Pon dilakukan latihan di wilayah dengan melibatkan anak-anak muda.
“Dari Kraton ada 30 orang, dengan 25 penampil dan 5 kru, untuk regenerasi terus kami lakukan, dengan dukungan dari kemantren dan kelurahan, terkait tempat latihan. Selain tampil di festival, juga di acara Peringatan Hari Kemerdekaan, Sumpah Pemuda, dan Hari Nasional lainnya,” ujarnya.
Acun juga berharap, seni kethoprak selalu dicintai generasi muda karena banyak tuntunan yang bisa diambil di zaman yang makin maju, agar kearifan lokal serta tata krama atau unggah ungguh makin diperkuat. (Jul)