MOU Transmigrasi dengan Kab Kerinci

Pemerintah Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi, Pemerintah Kota Yogyakarta beserta Pemerintah Kabupaten Bantul lakukan MoU (Memorandum of Understanding) tentang penyelenggaraan Program Transmigrasi di Lokasi UPT Sungai Bermas Kecamatan Siulak Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi.

Penandatangan dilaksanakan pada hari Sabtu (8/10) bertempat di Ruang Utama Bawah Balaikota Yogyakarta oleh Bupati Kabupaten Kerinci, H. Murasman, Bupati Bantul Ny. Hj. Sri Suryawidati dan Walikota Yogyakarta Herry Zudianto disaksikan oleh instansi terkait masing-masing daerah. Kerjasama dilaksanakan dengan pola Transmigrasi Umum di lokasi UPT Sungai Bermas Kecamatan Siulak, Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi. Sejumlah 10 KK dari kota Yogyakarta akan mendapatkan fasilitas, diantaranya lahan 2 Ha m2 dan 20 Juta untuk pembelian bibit kopi untuk setiap KK.

Dalam sambutannya Murasman mengungkapkan bahwa Kabupaten Kerinci dikelilingi bukit barisan setinggi 500-800 km seluas 380 ribu Ha dan 52 % nya merupakan taman nasional. Masyarakat kerinci diharuskan memelihara hutan tetapi tidak bisa mendapatkan pemasukan dari area tersebut. Sebanyak 48% wilayah terdiri dari gunung, danau, sungai dan perumahan sebanyak 27% dari wilayah. Sebanyak 25 % rakyat kerinci adalah petani. Akses keluar daerah masih sulit karena harus menempuh perjalanan keluar propinsi sejauh 10 jam dikarenakan jalan jauh dan sulit. Kabpaten Kerinci terbagi menjadi 12 Kecamatan, 244 desa dan 2 kelurahan.

Hasil pertanian andalan adalah Kayu manis,kopi, kentang, manggis, jeruk, ubi, ketela dan beras. Pembangunan kabupaten kerinci keberhasilannya tergantung keseriusan pemerintah. Peningkatan di sektor ekonomi sangat dipengaruhi keseriusan pelaksanaan program transmigrasi. "Diharapkan program ini bisa mengembangkan semua potensi yang ada dan memberikan manfaat yang besar pada masyarakat di kedua daerah", ungkap Murasman dalam sambutannya.

Dalam sambutannya Herry Zudianto mengungkapkan bahwa untuk kelancaran proses pembangunan kebutuhan SDA dan SDM harus di-match-kan. Program transmigrasi diharapkan menjadi salah satu solusi memenuhi kebutuhan SDM untuk melaksanakan pembangunan.

Ditambahkan, agar program transmigrasi dapat berhasil, bukan saja memenuhi kebutuhan teknis saja tetapi juga memperhitungkan akulturasi kebudayaan. Masyarakat pendatang harus merasa kerasan dan dapat menyatu dengan masyarakat daerah. Setelah terjadi akulturasi budaya hasil yang diperoleh akan lebih maksimal apalagi jika lokasi transmigrasi sudah dianggap sebagai rumah kedua para transmigran dan para tetangga merasa memiliki saudara baru. "Kami titipkan para transmigran ini kepada masyarakat Kabupaten Kerinci dan semoga kerjasama terus berlanjut", ungkap Herry Zudianto. (byu)