KTB Kota Yogya Siaga Kenali Potensi Bencana
Umbulharjo - Bencana yang terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 50 persen dipicu karena cuaca ekstrim seperti hujan disertai angin kencang, yang berdampak pada robohnya bangunan juga longsor.
Hal itu dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat saat ditemui di kantornya belum lama ini. Pihaknya mengatakan, berdasarkan data per awal bulan Juli 2023 bencana yang terjadi di Kota Yogya pemicunya adalah hujan ekstrim dan angin kencang.
“Dampaknya bantaran sungai alami tanah longsor, pohon besar tumbang, dan bangunan rusak seperti atap roboh. Juga rumah rusak akibat gempa bumi, karena memang konstruksi bangunan sudah tidak kuat dan atap lapuk,” terangnya.
Untuk itu kesiapsiagaan bencana harus dimiliki setiap warga, terang Nur Hidayat. Salah satunya melalui pembentukan Kampung Tangguh Bencana atau KTB, yang mana KTB didesain agar setiap warganya memiliki kesadaran, kemauan bertindak dan kemampuan merencanakan penanggulangan bencana di kampungnya.
“Kesiapsiagaan bencana yang harus dibangun adalah soal mengenali perkiraan dampak bencana, membentuk relawan siaga bencana kampung, merencanakan aksi kampung untuk penanggulangan bencana, juga pemetaan risiko dan jalur evakuasi kampung,” lanjutnya.
Nur Hidayat juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi bencana, seperti saat hujan lebat disertai angin dan petir, yang dapat memicu pohon tumbang dan tanah longsor, juga luapan air terutama di bantaran sungai.
“Keberadaan KTB diharapkan dapat menjadikan warga terus memantau kondisi lingkungan masing-masing wilayah soal kerawanan dan kerentanan bencana, mengenali risiko, antisipasi juga penanggulangannya, untuk mengurangi dampaknya ketika terjadi bencana,” jelasnya.
Melalui KTB akan dibentuk kepengurusan, manajemen bencana, melalui simulasi siap siaga kebencanaan, juga fasilitasi alat kebencanaan seperti kelengkapan P3K, HT, motor, jenset, pompa air dan lain sebagainya, tambah Nur Hidayat.
“Simulasi kesiapsiagaan bencana sudah menjadi bagian dari KTB. Selain dilakukan secara bergiliran di kampung, simulasi juga dilakukan ke sekolah dan pihak swasta seperti perhotelan dan kantor-kantor, untuk mempersiapkan setiap warga di Kota Yogyakarta memiliki kemampuan siap siaga bencana,” tutupnya. (Jul)