Pegawai Pemkot Harus Jadi Contoh Gerakan Mbah Dirjo
Umbulharjo-Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo meminta kepada seluruh jajaran Kemantren Umbulharjo agar menggencarkan Gerakan Mengolah Limbah dan Sampah dengan Biopori Ala Jogja atau Mbah Dirjo di wilayahnya.
"Pegawai ASN dan non-ASN harus bisa menjadi contoh pelaksanaan gerakan Mbah Dirjo, sifatnya wajib," katanya saat memimpim apel di Kemantren Umbulharjo, Senin pagi (7/8/2023).
Orang nomor satu di Kota Yogya ini menyebut, gerakan tersebut tidak hanya menyasar masyarakat tapi juga seluruh karyawan di lingkungan Pemkot Yogya.
Setiap karyawan, lanjutnya, diminta untuk membuat pengolahan sampah organik lewat metode biopori di rumah tangga masing-masing.
"Instruksi tersebut telah tertuang dalam Surat Edaran (SE) Penjabat (Pj) Wali Kota Yogyakarta tertanggal 2 Agustus 2023. Selain itu mereka juga diwajibkan memberikan edukasi ke tetangganya untuk melakukan gerakan serupa," pungkasnya.
Singgih mengklaim gerakan Mbah Dirjo mampu mengurangi produksi sampah harian sebanyak 30%. "Jika program ini berjalan masif di lingkungan warga masyarakat, saya optimis produksi limbah organik harian mampu ditekan optimal," ujarnya.
Selain meminta untuk menggalakkan gerakan mbah dirjo, Penjabat Wali Kota juga meminta kepada seluruh jajaran Kemantren Umbulharjo agar menekan stunting di wilayah tersebut.
Singgih menegaskan Pemkot Yogya terus berkomitmen untuk terus menekan angka stunting.
Sebagai informasi prevalensi angka stunting di Kota Yogya tahun 2022 Pemkot Yogyakarta mencatat sebesar 10,8 persen. Sementara berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 di Kota Yogyakarta, angka stunting turun dari 17,10 persen menjadi 13,8 persen.
Angka tersebut sudah di bawah prevalensi stunting nasional yang ditargetkan 14 persen pada tahun 2024.
Dari torehan tersebut Kota Yogya meraih peringkat terbaik pertama tingkat Provinsi DIY dalam upaya penurunan angka stunting pada tahun 2022.
Sementara itu Mantri Pamong Praja Kemantren Umbulharjo, Rajwan Taufiq mengaku terus mengkampamyekan gerakan Mbah Dirjo di wilayahnya.
Ia menambahkan di Kemantren Umbulharjo terdapat 99 bank sampah dengan total anggota mencapai 2845 orang.
“Penggerak bank sampah di Umbulharjo menggunakan berbagai cara agar anggotanya terus bertambah, mulai dari mengajak tokoh-tokoh masyarakat hingga melakukan pelatihan edukasi,” katanya.
Rajwan menyebut ada enam cara yang digunakan bank sampah di Umbulharjo untuk menangani sampah organik. Enam cara tersebut, menurutnya terbukti efektif menangani sampah organik.
“Enam cara atau model itu adah dengan ember tumpuk, biopori, losida, maggot, eco enzym, hingga mikro organisme lokal (mol),” ucapnya.
Sedangkan untuk menekan angka stunting diwilayahnya, ia pun selalu mengaktifkan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). Kemantren Umbulharjo memiliki 92 Posyandu pada 7 Kelurahan.
"Kegiatan Posyandu di wilayah Umbulharjo selama ini telah terlaksana dengan baik. Hampir tiap RW memiliki Posyandu dan ada warga yang menjadi penanggungjawabnya," jelasnya. (Han)