Jamasan Tombak Kyai Wijoyo Mukti Merawat dan Melestarikan Pusaka Pemkot Yogya
Umbulharjo-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta kembali menggelar jamasan atau prosesi membersihkan pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti. Upacara jamasan yang dipusatkan di halaman air mancur komplek balaikota ini digelar Senin pagi (14/8/2023).
Prosesi sakral tersebut sebagai salah satu cara untuk menjaga kondisi pusaka pemberian Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat pada tahun 2000 agar tetap dalam kondisi prima meskipun tombak tersebut sudah berusia satu abad.
Sebelum dilakukan prosesi jamasan, pusaka ini dikirab terlebih dahulu mengelilingi komplek Balaikota.
Kirab dilakukan untuk mengingatkan kembali keberadaan Tombak Kyai Wijoyo Mukti ada di Balai Kota Yogya ini.
Usai kirab, dilakukan prosesi melepas rangkaian melati yang menghiasi pegangan tombak dan juga sarung mata tombak.
Prosesi jamasan ini dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo dan dibantu para abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Orang nomor satu di Kota Yogya ini tampak larut dalam setiap ritual pembersihan yang difokuskan pada ujung tombak tersebut. Ia pun menunjukan raut wajah yang tenang dan telaten mengeringkan tombak tersebut dengan serabut kayu.
Setelah prosesi jamasan selesai, Singgih kemudian menyerahkan kembali Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti kepada para abdi dalem, untuk selanjutnya dikembalikan ke tempatnya semula yakni di ruang kerja Wali Kota Yogyakarta.
Singgih menuturkan bahwa jamasan pusaka yang dilakukan oleh Pemkot Yogya tidak hanya bertujuan untuk perawatan saja. Sekaligus sebagai bagian pelestarian budaya.
"Ya pertama memang kita dalam rangka melestarikan budaya yang ada di Kota Yogya dan juga memang ini sebagai sebuah ritual yang setiap tahunnya kita lakukan untuk jamasan pusaka ini," ujarnya.
Kegiatan ini dilakukan, lanjutnya, sebagai upaya Pemkot Yogyakarta agar masyarakat tidak melupakan budaya yang ada di wilayahnya. Sehingga bisa terus dipertahankan hingga di masa mendatang.
"Agar masyarakat juga paham bagaimana upaya-upaya pelestarian yang dilakukan oleh Pemkot Yogya, salah satunya dengan proses jamasan pusaka ini," ucapnya.
Selain menjamas pusaka milik Pemkot Yogya. Singgih juga menjamas pusaka pribadinya yang berupa keris.
"Saya juga bawa keris kesayangan saya untuk dilakukan jamasan. Saya tanya ke teman-teman paguyuban pusaka, ini akan membantu bagi yang memegang untuk bisa menerangi yang hadir di situ yang hadir di situ, istilahnya damar murub," tuturnya.
Sementara itu perwakilan dari abdi dalem Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Victor Mukhammadenis Hidayatullah mengatakan ada beberapa tahapan dalam jamasan. Pertama adalah dengan melihat kondisi tombak sendiri, adakah korosi atau tidak.
Selanjutnya, penutup tombak dibuka dan dilihat, dibersihkan dengan air, lalu menggunakan air jeruk nipis, kemudian dikeringkan.
Selain itu, untuk menjaga kondisi tombak, digunakan juga minyak pusaka yang dioleskan pada besi tombak.
"Warangan atau arsen berguna untuk melapisi bilah. Sementara minyak berfungsi untuk melapisi bilah selanjutnya," bebernya. (Han)