Pemkot Yogya Dorong Peningkatan Peserta KB Aktif
Umbulharjo – Pertumbuhan penduduk Kota Yogya berada di angka 0,93 per tahun, dengan jumlah pasangan usia subur 38.170 dan 59,62 persen merupakan peserta KB aktif.
Hal itu dikatakan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Edy Muhammad, dalam kegiatan Bakti Sosial Pelayanan KB MKJP di RS Happy Land, Selasa (15/8).
Pihaknya mengatakan, pemerintah terus berupaya mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan angka kelahiran. Salah satu caranya adalah dengan menggalakkan Keluarga Berencana (KB) Metode KB Jangka Panjang (MKJP).
“Kesadaran masyarakat pasangan usia subur atau PUS, harus terus didorong agar lebih memilih MKJP dibandingkan KB tradisional atau metode jangka pendek. Terutama untuk menyasar 18 persen unmet need KB di Kota Yogya, yaitu PUS yang mestinya KB tapi belum terlayani, atau tidak ikut KB dengan berbagai alasan,” terangnya.
Sejauh ini ketercapaian target peserta KB aktif di Kota Yogya sebesar 62 persen, atas penggunaan dana Bantuan Operasional Keluarga Berencana atau BOKB dari BKKBN, lanjut Edy. Dengan rincian untuk metode MOW dari target 63 persen tercapai 49 persen, MOP tercapai 5 persen dari target 7 persen, Implant tercapai 47,39 persen dan IUD tercapai 66,4 persen.
“Untuk mendorong unmet need KB agar menjadi peserta aktif KB, kami bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk klinik swasta, dalam menyediakan layanan KB yang mudah diakses dan dijangkau masyarakat,” tambahnya.
Sejalan dengan itu, Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta, Wirawan Hario Yudho mengatakan, program KB tidak hanya berkaitan dengan pengendalian penduduk, tapi juga peningkatan kualitas hidup dan pembangunan sumber daya manusia.
“KB merupakan program berkelanjutan untuk menciptakan keluarga sehat, bahagia dan berkualitas, dengan merencanakan jumlah anak sesuai kemampuan dan hak reproduksi masyarakat tetap terpenuhi,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Perwakilan BKKBN DIY, Andi Ritamariani menyampaikan, KB merupakan program strategis untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dan bagian dari percepatan penanganan stunting.
“Sasaran program KB adalah Pasangan Usia Subur yang termasuk di dalamnya adalah calon pengantin, ibu hamil, dan ibu yang memiliki balita, agar bersama pasangannya dapat merencakan jumlah anak dan jarak kehamilan yang sehat dan tepat,” jelasnya.
Salah satu akseptor Dandi Maulana (42) dan Aryatina (35) menceritakan alasannya menjadi peserta KB aktif MKJP dengan memilih metode tubektomi, setelah memiliki empat anak.
“Sebenarnya KB itu pilihan, tapi akan lebih baik direncanakan, supaya lebih teratur nanti ke depan, untuk bagaimana pemilihan metode KB harus dikomunikasikan dengan pasangan dan saling dukung,” ceritanya. (Jul)