TALKSHOW ANUGERAH BHACA 2010 DAN PENJARINGAN NOMINASI BHACA 2012
Terus berkarya dalam mewujudkan kehidupan yang lebih baik menjadi semangat BHACA untuk terus menghargai individu-individu yang berusaha hidup jujur dalam lingkungan dan budaya kita yang lekat dengan korupsi di setiap sisi kehidupan.
Dalam kurun waktu delapan tahun sejak didirikan pada tahun 2003, Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) telah empat kali memberikan penghargaan kepada beberapa orang yang menjadi inspirator terbangunnya upaya pemberantasan korupsi di lingkungannya. Pada tahun 2003, Perkumpulan menganugerahkan BHACA kepada Moh. Yamin, SH (alm.), Syamsul Qamar, Erry Riyana Hardjapamekas dan Karaniya Dharmasaputra. Dan pada tahun 2004, penerima anugerah BHACA adalah Gamawan Fauzi dan Saldi Isra. Pada tahun 2008, Anugerah BHACA ke tiga diberikan kepada Dr. Sri Mulyani Indrawati, Amien Sunaryadi Ak, dan M. Busyro Muqoddas SH.
Anugerah ke empat pada tahun 2010 diberikan kepada Walikota Solo, Joko Widodo dan Walikota Yogyakarta atas nama pemerintahan Kota Yogyakarta, Herry Zudianto. Keduanya dipilih berdasarkan penilaian terhadap faktor komitmen, integritas, kepemimpinan dan dampak dari berbagai reformasi birokrasi khususnya dalam bidang pelayanan publik yang telah mereka lakukan dengan memperhatikan upaya-upaya untuk melibatkan masyarakat di dalam prosesnya, serta faktor keberlanjutan dari reformasi birokrasi itu sendiri.
Pada pemberian AWARD ke lima tahun 2012 nanti, dengan fokus pada bidang pelayanan publik, BHACA kembali akan memberikan penghargaan pada birokrat/pejabat publik yang memiliki orisinalitas ide/gagasan melalui program dan kebijakan yang bersentuhan dengan kebutuhan dasar masyarakat, inovasi pelayanan publik, melakukan penguatan pada institusi internal dan aktif mendorong upaya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Dalam kurun waktu delapan tahun sejak didirikan pada tahun 2003, Perkumpulan Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) telah empat kali memberikan penghargaan kepada beberapa orang yang menjadi inspirator terbangunnya upaya pemberantasan korupsi di lingkungannya. Pada tahun 2003, Perkumpulan menganugerahkan BHACA kepada Moh. Yamin, SH (alm.), Syamsul Qamar, Erry Riyana Hardjapamekas dan Karaniya Dharmasaputra. Dan pada tahun 2004, penerima anugerah BHACA adalah Gamawan Fauzi dan Saldi Isra. Pada tahun 2008, Anugerah BHACA ke tiga diberikan kepada Dr. Sri Mulyani Indrawati, Amien Sunaryadi Ak, dan M. Busyro Muqoddas SH.
Anugerah ke empat pada tahun 2010 diberikan kepada Walikota Solo, Joko Widodo dan Walikota Yogyakarta atas nama pemerintahan Kota Yogyakarta, Herry Zudianto. Keduanya dipilih berdasarkan penilaian terhadap faktor komitmen, integritas, kepemimpinan dan dampak dari berbagai reformasi birokrasi khususnya dalam bidang pelayanan publik yang telah mereka lakukan dengan memperhatikan upaya-upaya untuk melibatkan masyarakat di dalam prosesnya, serta faktor keberlanjutan dari reformasi birokrasi itu sendiri.
Pada pemberian AWARD ke lima tahun 2012 nanti, dengan fokus pada bidang pelayanan publik, BHACA kembali akan memberikan penghargaan pada birokrat/pejabat publik yang memiliki orisinalitas ide/gagasan melalui program dan kebijakan yang bersentuhan dengan kebutuhan dasar masyarakat, inovasi pelayanan publik, melakukan penguatan pada institusi internal dan aktif mendorong upaya partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Proses penjaringan mulai dilakukan pada bulan Oktober 2011 sampai dengan bulan Mei 2012, melalui rangkaian penelitian dan pengiriman formulir Nominasi BHACA 2012 ke seluruh instansi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya di Indonesia. Nominasi yang masuk kemudian diseleksi secara administrasi, yang dilanjutkan dengan penelusuran mendalam untuk merekam setiap aktivitias, kebijakan dan inovasi nominator. Hasil penelusuran ini kemudian diteruskan untuk dinilai oleh Dewan Juri, yang terdiri dari pribadi-pribadi yang independen, kompeten dan kredible dalam sektor pelayananan publik dan birokrasi pemerintah. Nominasi yang terpilih akan diumumkan pada bulan Oktober 2012.
Dengan harapan akan muncul tokoh inspirator pembangunan lainnya yang mendukung upaya upaya pemberantasan korupsi khususnya dilingkungan kerjanya ditengah carut marutnya pemberantasan korupsi dan kasus kasus penyalahgunaan anggaran APBD/APBN yang melibatkan pejabat public di daerah ataupun pusat. Setidaknya memperlihatkan kepada publik masih ada tokoh yang bisa menjadi panutan dan kebanggaan khususnya bagi generasi muda calon pemimpin bangsa ke depan.
Dengan demikian, diharapkan apa yang dikatakan oleh Bung Hatta bisa terwujud, "Otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi juga mendorong berkembangnya prakarsa sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan berkembangnya prakarsa sendiri, maka tercapailah apa yang dimaksud demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga terutama memperbaiki nasibnya sendiri".
Dengan demikian, diharapkan apa yang dikatakan oleh Bung Hatta bisa terwujud, "Otonomi daerah tidak saja berarti melaksanakan demokrasi, tetapi juga mendorong berkembangnya prakarsa sendiri untuk mengambil keputusan mengenai kepentingan masyarakat setempat. Dengan berkembangnya prakarsa sendiri, maka tercapailah apa yang dimaksud demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh, dan untuk rakyat. Rakyat tidak saja menentukan nasibnya sendiri, melainkan juga terutama memperbaiki nasibnya sendiri".
Bersama Mewujudkan Kehidupan yang Lebih Baik
Makassar Golden Hotel
26 Oktober 2011
PERKUMPULAN BUNG HATTA ANTI KORUPSI AWARD (BHACA)
Jl. Mampang Prapatan No. 106 Jakarta Selatan 12760
Telp/Fax : 021-79181247
Web : www.bhaca.org
Email : bhaca.2003@yahoo.com
facebook : bhaca.2010@yahoo.com