Pemkot Yogya Mulai Laksanakan Imunisasi Rotavirus
JETIS- Pemerintah Kota Yogyakarta mulai melaksanakan imunisasi Rotavirus (RV) guna mencegah diare berat atau akut pada anak pada Selasa (15/8/2023). Imunisasi RV menyasar bayi berusia 2 bulan dan diberikan secara gratis. Pemkot Yogyakarta mengajak masyarakat yang memiliki anak bayi berusia 2 bulan mendatangi puskesmas untuk mendapatkan imunisasi RV.
Pencanangan imunisasi RV di Kota Yogyakarta ditandai dengan pemberian vaksin RV secara oral atau tetes kepada sejumlah bayi oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo yang dipandu dokter. Singgih mengatakan imunisasi Rotavirus merupakan satu upaya untuk menghindarkan anak-anak terkena diare akut.
“Kita hari ini melakukan imunisasi untuk Rotavirus agar anak-anak Kota Yogyakarta resiliensinya (kemampuan menghadapi) sangat tinggi terhadap virus. Khususnya untuk Rotavirus. Ini juga menjadi gerakan yang dimulai hari ini di Kota Yogyakarta dan secara nasional,” kata Singgih ditemui saat pencanangan imunisasi Rotavirus di Yogyakarta, di Hotel Khas Tugu Yogyakarta.
Menurutnya diare akut yang menyerang pada anak-anak bisa menyebabkan metabolisme pencernaan terganggu, sehingga bisa mengganggu penanganan stunting. Selain itu apabila diare akut tidak ditangani serius akan berakibat fatal. Imunisasi RV juga untuk menyiapkan generasi dengan imunisasI lengkap agar anak sehat menyongsong Indonesia emas pada tahun 2045.
“Kami mengajak seluruh warga Kota di Yogyakarta yang mempunyai bayi segera mendatangi puskesmas terdekat untuk bisa dilakukan imunisasi Rotavirus. Supaya kemudian (anak-anak) kita terhindar dari penyakit diare yang sangat akut,” paparnya.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani menyebut sasaran imunisasi rotavirus di Kota Yogyakarta untuk bayi berumur 2 bulan sampai akhir tahun 2023 ada sekitar 899 anak. Vaksin rotavirus diberikan sebanyak 3 kali yakni dosis pertama (RV1 ) usia 2 bulan, dosis kedua (RV2) usia 3 bulan dan dosis ketiga (RV3) usia 4 bulan. Untuk dosis ketiga paling lambat diberikan pada usia 6 bulan. Emma menyatakan untuk usia bayi imunisasi RV diberikan secara tetes dan rasanya manis serta tidak ada efek sampingnya.
“Imunisasi Rotavirus untuk mencegah diare akut karena lebih dari 90 persen (diare akut) menyebabkan kematian sehingga harapannya dengan adanya imunisasi Rotavirus sedini mungkin sudah dicegah. Walaupun sebetulnya (dengan) imunisasi itu juga tidak terus tidak terkena, tapi kalau terkena itu (efeknya) ringan,” terang Emma.
Dia menjelaskan kasus diare akut pada anak di Kota Yogyakarta cenderung meningkat setelah pandemi Covid-19 dicabut. Pada tahun 2021 di Kota Yogyakarta ada sekitar 500 kasus diare pada anak dan pada tahun 2022 menjadi sekitar 900. Oleh sebab itu imunisasi RV itu juga untuk mengantisipasi agar jangan sampai terjadi lonjakan kasus diare.
“Silahkan saja datang ke puskesmas. Semua 18 puskesmas (di Yogya) melayani pemberian vaksinasi atau imunisasi Rotavirus. Di puskesmas gratis. Kalau di dokter praktik swasta itu memang vaksinnya gratis, tapi mungkin ada jasa kliennya,” tuturnya.
Salah satu orang tua yang anaknya mendapatkan imunisasi RV, Nungki Barokah merasa terbantu dengan imunisasi RV dari pemerintah. Terutama untuk mencegah diare akut yang jika terkena dikhawatirkan bisa menurunkan berat badan. Apalagi bagi orangtua muda kadang tidak mengerti imunisasi yang harus diberikan ke anak. .
“Sebelum ada (imunisasi RV) dari pemerintah, harus ke rumah sakit (bayar). Kadang orang tua nggak peduli, yang gratis aja. Sekarang kan gratis itu sangat membantu sekali,” ucap Nungki warga Tegalrejo itu. (Tri)