Tingkatkan Kemampuan Kader Ajak Warga Peduli Kesehatan

Umbulharjo-Pemerintah Kota (Pemkot) melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya terus memaksimalkan penekanan angka stunting di Kota Yogya.

Selain berkolaborasi dengan seluruh elemen masyarakat, Dinkes Kota Yogya juga menginisiasi kegiatan jambore kader kesehatan 2023. Kegiatan yang di ikuti oleh puluhan kader kesehatan ini di gelar di Grha Pandawa Balaikota, Jumat (18/8/2023).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogya, Emma Rahmi Aryani mengatakan kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan  koordinasi dan wawasan para kader kesehatan dalam memberikan penyuluhan terbaik kepada warga tentang kesehatan. 

"Kegaiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para kader dalam berkomunikasi antar personal sehingga dapat dengan mudah mengajak masyarakat untuk hidup sehat. Termasuk menurunkan angka stunting di Kota Yogya," katanya.

Penjabat Wali Kota Yogya. Singgih Raharjo saat menghadiri acara jambore kader kesehatan 2023 di Grha Pandawa, Jumat (18/8/2023).

Hadir acara tersebut Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. Ia pun sangat menyambut baik dan mengapresiasi acara ini. Menurutnya kader kesehatan adalah ujung tombak unsur kesehatan di tengah masyarakat.

"Kader kesehatan merupakan garda terdepan untuk meneruskan program kesehatan dark pemerintah kepada masyarakat dan juga ujung tombak keberhasilan pelaksanaan Posyandu. Ini kekuatan yang luar biasa," bebernya.

Singgih berharap para kader dapat menimba pengetahuan baru dalam kegiatan jambore ini. "Salah satunya pengetahuan terkini perihal penanganan stunting sehingga nanti bisa disosialisasikan kepada masyarakat," katanya.

Orang nomor satu di Kota Yogya ini menegaskan bahwa Pemkot Yogya tengah menggencarkan imunisasi rotavirus untuk mencegah diare akut pada anak. Program ini pada tahapan awal menyasar pada anak usia 2 bulan, dan tidak menyebabkan efek samping.

"Diharapkan imunisasi pencegahan diare akut ini dapat diikuti anak-anak Kota Yogya sesuai dengan tahapan-tahapan usia selanjutnya sesuai yang diprogramkan," ungkapnya

Menurutnya diare akut pada bayi memiliki prevalensi 90 persen menyebabkan kematian. "Diare akut pada bayi mengganggu metabolisme pencernaan, sehingga dapat mengganggu penanganan kasus stunting," tandasnya.

Sebagai informasi data dari Dinkes Kota Yogya pada tahun 2021, terdapat 500 kasus diare pada anak. Sedangkan pada tahun 2022, meningkat menjadi 900 kasus. 

"Oleh karena itu, imunisasi rotavirus sangat diperlukan untuk mengantisipasi agar jangan terjadi lagi lonjakan kasus diare akut di Kota Yogya," katanya.

Singgih menghimbau kepada para orangtua di Kota Yogya yang memiliki anak berusia 2 bulan agar proaktif mendatangi Puskesmas, serta mendaftarkan anaknya dalam imunisasi rotavirus ini.

"Perangkat wilayah beserta organisasi masyarakat juga harus dapat ikut mendukung serta menysukseskan program imunisasi rotavirus ini," jelasnya. (Han)