APEL SIAGA BENCANA HADAPI MUSIM HUJAN
Memasuki musim penghujan Kota Yogyakarta rawan akan bencana banjir dari material hasil erupsi Merapi 2010. Apabila terjadi hujan dengan intensitas yang cukup tinggi di sekitar Merapi maka Kota Yogyakarta terancam banjir melalui sungai-sungai yang berhulu di kaki Gunung Merapi. Karenanya untuk meminimalisir dampak bencana yang akan terjadi Pemkot Yogyakarta melakukan Apel Siaga Bencana. Apel berlangsung di Halaman Balaikota Selasa (8/11) dipimpin oleh Wakil Walikota Haryadi Suyuti diikuti oleh unsur masyarakat, komunitas, TNI, Polri, dan PMI serta Badan Koordinasi Penanggulangan Bencana Daerah.
Haryadi mengajak semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana untuk bersama-sama meningkatkan koordinasi maupun kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi di Kota Yogyakarta.
“Apel ini bukan berarti Kota Jogja siaga satu namun dimaksudkan untuk memantapkan kesiapsiagaan dan koordinasi seluruh unsur masyarakat dan institusi terkait dalam penanggulangan bencana di Kota Jogja,” terang Haryadi.
Menurut Haryadi ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pertolongan terhadap korban bencana antara lain : pertama harus respon cepat dalam melaksanakan operasi penyelamatan, kedua adanya koordinasi sumberdaya bantuan yang cepat dan tepat, ketiga pengelolaan informasi yang akurat hindari desas-desus yang tidak jelas, keempat optimalisasi tenaga dan aparat setempat yang berwenang. Untuk itu sinergi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang ada dan berkembang di masyarakat.
Sementara Kepala Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Sudarsono menyampaikan bahwa memasuki musim hujan yang diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2012 akan memicu terjadinya bencana baik banjir, tanah longsor maupun banjir akibat lahar dingin Merapi di kawasan sungai Code. Pihaknya telah melakukan upaya mitigasi bencana dan pemberian peringatan dini serta mengupayakan kesiapsiagaan penanggulangan bencana sehingga apabila terjadi peristiwa bencana sudah diupayakan diperkecil korbannya. (ism)
Haryadi mengajak semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana untuk bersama-sama meningkatkan koordinasi maupun kewaspadaan terhadap berbagai potensi bencana yang mungkin terjadi di Kota Yogyakarta.
“Apel ini bukan berarti Kota Jogja siaga satu namun dimaksudkan untuk memantapkan kesiapsiagaan dan koordinasi seluruh unsur masyarakat dan institusi terkait dalam penanggulangan bencana di Kota Jogja,” terang Haryadi.
Menurut Haryadi ada empat hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan pertolongan terhadap korban bencana antara lain : pertama harus respon cepat dalam melaksanakan operasi penyelamatan, kedua adanya koordinasi sumberdaya bantuan yang cepat dan tepat, ketiga pengelolaan informasi yang akurat hindari desas-desus yang tidak jelas, keempat optimalisasi tenaga dan aparat setempat yang berwenang. Untuk itu sinergi dan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat sangat diperlukan dengan tetap memperhatikan kearifan lokal dan pengetahuan tradisional yang ada dan berkembang di masyarakat.
Sementara Kepala Kantor Penanggulangan Kebakaran, Bencana dan Perlindungan Masyarakat Sudarsono menyampaikan bahwa memasuki musim hujan yang diprediksi akan berlangsung hingga Mei 2012 akan memicu terjadinya bencana baik banjir, tanah longsor maupun banjir akibat lahar dingin Merapi di kawasan sungai Code. Pihaknya telah melakukan upaya mitigasi bencana dan pemberian peringatan dini serta mengupayakan kesiapsiagaan penanggulangan bencana sehingga apabila terjadi peristiwa bencana sudah diupayakan diperkecil korbannya. (ism)