Living Museum Gondokusuman Ajak Generasi Muda Pahami Sejarah
Gondokusuman - representasi sejarah Kemantren Gondokusuman menceritakan masa lalu, masa kini dan masa depan mulai dari bangunan hingga tokoh-tokoh berprestasi terekam dalam pameran foto Living Museum dalam rangka memperingati 11 Tahun Undang-Undang Keistimewaan DIY. Acara ini dibuka oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijayadi Sanggar Budaya Omah Kota Baru, Kemantren Gondokusuman pada Kamis (31/8).
Aman Yuriadijaya menyampaikan apresiasi kepada Kemantren Gondokusuman dan stakeholder yang telah mensukseskan acara Living Museum dengan luar biasa serta upaya dari masyarakat Gondokusuman yang telah menghidupkan bangunan cagar budaya Kota Baru sehingga tetap eksis di masa kini.
“Kami ingin mengapresiasi upaya Kemantren Gondokusuman dan masyarakat di dalamnya untuk menghidupkan bangunan cagar budaya di wilayah Kota Baru. Kegiatan ini menjadi aspek pemanfaatan yang melindungi, melestarikan dan mengenalkan cagar budaya,” tuturnya.
Contoh foto yang dipamerkan dalam Living Museum Gondokusuman
Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman, Guritno menjelaskan Living Museum Kemantren Gondokusuman bertema "Anggada Amuspa Ayu Gondokusuman Sepenggal Kisah Masa Lalu, Masa Kini dan Masa Depan" yang diselenggarakan 31 Agustus - 2 September 2023.
Dalam pameran foto Living Museum ceritakan sejarah Kemantren Gondokusuman beserta masing-masing kelurahan juga menampilkan foto-foto bangunan rumah masa lalu, Rumah Sakit Bethesda, SMA N 3 Yogyakarta hingga Rumah Camat Pertama di Gondokusuman. Tidak hanya mengenalkan sejarah dan bangunan, juga tokoh-tokoh berprestasi seperti Yayuk Basuki seorang politikus dan mantan pemain tenis Indonesia yakni petenis Indonesia dengan peringkat tertinggi sepanjang masa, setelah mencapai peringkat 19 Women’s Tennis Association tunggal putri yang diperolehnya pada Oktober 1997.
Pemotongan pita oleh Sekretaris Daerah Aman Yuriadijaya dan Mantri Pamong Praja Kemantren Gondokusuman Guritno pada pembukaan Living Museum Gondokusuman
“Kami juga menggandeng berbagai sekolah mulai dari Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di wilayah Gondokusuman untuk ikut menyemarakkan acara ini. Jadi kami jadwalkan untuk mengunjungi museum mulai hari ini dan besok," katanya.
Dalam acara Living Museum ini, Guritno juga mengajak para pemuda di Kemantren Gondokusuman untuk ikut berpartisipasi. Hal tersebut bertujuan agar para pemuda memahami sejarah di lingkungan tempat tinggalnya sehingga menjadi dapat melanjutkan pelestarian kebudayaan yang ada di Kemantren Gondokusuman.
“Acara ini akan berlangsung tiga hari, hari ini dan besok anak-anak sekolah dijadwalkan untuk meninjau museum. Kemudian di hari terakhir, Sabtu (2/8) kami akan menampilkan potensi-potensi kebudayaan yang ada di lima kelurahan sebagai puncak acara. Tidak hanya itu, nanti akan ada jajanan-jajanan dari UMKM dan ada permainan tradisional anak. Pengunjung bisa ikut memainkan permainan bahkan proses pembuatan beberapa mainan akan kami hadirkan,” ungkapnya. (Chi)