Deteksi Dini Pelajar Kota Yogya Lewat Aplikasi
Umbulharjo - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tengah gencar melakukan sosialisasi Mobile Screening Penjaringan Kesehatan atau Mobscreen Penjarkes kepada siswa SD, SMP hingga SMA di Kota Yogyakarta.
Pada aplikasi penjaringan kesehatan ini, para siswa siswi diharap memberikan informasi riwayat kesehatannya melalui isian kuesioner yang meliputi Strengths and Difficulties Questionnaire (SDQ), riwayat keluarga, modalitas belajar, dan dominasi otak.
Pengelola Program Anak Sekolah dan Remaja Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Sri Lestari mengatakan, skrining ini untuk mengetahui deteksi dini adanya gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada siswa. Sehingga jika ditemukan masalah kesehatan dapat segera tertangani lebih cepat.
Ia mengatakan, Mobscreen Penjarkes juga sudah disempurnakan dengan fitur tambahan seperti informasi penjadwalan minum Tablet Tambah Darah ( TTD ) secara mandiri bagi remaja putri.
Sehingga diharapkan data yang masuk akan menjadi sebuah laporan secara berkala untuk remaja putri.
Selain itu adapun skrining merokok untuk usia minimal 10-18 tahun, serta skrining jantung bawaan untuk siswa kelas 1 SD.
"Kami terus memantau tumbuh kembang anak di sekolah setiap tahunnya. Sebab tumbuh kembang anak berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Untuk pengisian ini karena aplikasi mandiri sangat membutuhkan dukungan dari orang tua, sekolah dan guru mereka,"ujarnya.
Sri lestari mengungkapkan, data tahun 2022 siswa yang sudah mengisi Mobscreen Penjarkes dari SD hingga SMP sebanyak 54 persen dengan total siswa 37.293 siswa dari sasaran 68.422 siswa.
Untuk tahun 2023 siswa yang melakukan screening Mobscreen Penjarkes mulai dari SD hingga SMP sebanyak 13.000 siswa.
Ia berharap, akan lebih banyak siswa yang melakukan skrining kesehatan secara mandiri melalui Mobscreen Penjarkes yang dapat diunggah di aplikasi playstore maupun Appstore. "Memang screening kesehatan ini wajib dilakukan siswa minimal satu tahun sekali. Agar bisa terdeteksi dini, terutama dalam antisipasi adanya penyakit kronis,"ungkapnya.
Sementara itu, salah satu siswa dari SMA Negeri 1 Yogyakarta Rheinida Oktavia Sugiyanto mengungkapkan, adanya screening kesehatan secara mandiri ini sangat bermanfaat untuk mendeteksi dini terhadap kesehatan diri sendiri maupun riwayat dari keluarga.
"Screening ini menurut saya cukup bermanfaat, karena jadi mengerti tentang kesehatan diri sendiri mulai dari kesehatan fisik, mental dan riwayat yang paling rendah sampai mematikan di keluarga bisa diketahui,"jelasnya.
Ia juga mengatakan, di sekolah sudah menyosialisasikan setiap awal tahun. Ia berharap dengan skrining kesehatan yang diberikan ini sebagai acuan untuk berkonsultasi kepada pihak medis jika ternyata ditemukan gejala atau riwayat yang harus segera tertangani.
"Semoga adanya skrining ini nantinya bisa mengatasi masalah penyakit yang diderita, supaya kita juga tereduksi. Jadi selain tau apa yang dirasakan kita juga tau cara mengatasi masalah tersebut,"ujarnya. (Hes)