Gelar Potensi Pertanian Ciptakan Ide Kreatif Pengembangan Pangan   

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pertanian dan Pangan kembali mengadakan Gelar Potensi Pertanian di lapangan Balai Kota Yogyakarta pada 15-17 September 2023. Kegiatan pameran pertanian  itu, tahun ini mengusung tema tanaman buah dalam pot (Tabulampot). Metode tabulampot menjadi salah satu cara menanam buah pada lahan terbatas di perkotaan.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta Kadri Renggono mengatakan Kota Yogyakarta tidak memiliki banyak sumber daya pertanian. Lahan pertanian di Kota Yogyakarta cukup sempit, yaitu hanya seluas 50 hektare.  “Namun sempitnya lahan pertanian kiranya tidak menjadi alasan bagi kita untuk tidak bersikap optimis dalam mengembangkan dunia pertanian, pangan dan tanaman hias,”  kata Kadri saat membuka Gelar Potensi Pertanian Yogyakarta, Jumat (15/9/2023). 

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Pemkot Yogyakarta Kadri Renggono saat memanen selada yang ditanam dengan metode hidroponik pada Gelar Potensi Pertanian tahun 2023.

Hal itu terbukti, Pemkot Yogyakarta bersama masyarakat bisa mengembangkan program lorong dan kampung sayur sejak tahun 2017. Kini sudah 115 titik lorong dan kampung sayur. Pada tahun 2022 kampung dan lorong sayur berhasil membawa Kota Yogyakarta meraih terbaik pertama dalam ajang Penghargaan Pembangunan Daerah.

Pihaknya berharap Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta dapat menjadi spirit bagi para penggiat dunia pertanian, tanaman hias dan satwa. Termasuk terus giat memelihara dan merawat lahan masing-masing untuk menanam berbagai tanaman.

Tanaman melon yang ditanam dengan polybag dan secara vertikal bisa berbuah segar.

“Penyelenggaraan Gelar Potensi Pertanian ini hendaknya dapat kita manfaatkan untuk silaturahmi antara segenap pembudidaya, pembeli, serta penggemar dunia pertanian dan pangan. Terutama agar tercipta  ide-ide baru yang kreatif terkait pengembangan dunia pertanian dan pangan,” terangnya.

Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta tahun 2023 menampilkan sekitar 50 stand lebih dari gabungan kelompok tani (gapoktan) di Kota Yogyakarta, asosiasi pertanian, asosiasi sayur, asosiasi tabulampot, petani milenial, asosiasi anggrek, dan perguruan tinggi terkait pertanian. Berbagai tabulampot yang ditampilkan antara lain jeruk, anggur, melon, anggur Brasil, mangga, stroberi, sawo, pisang dan jambu. Masyarakat juga bisa berkonsultasi terkait tabulampot.

Pengunjung Gelar Pertanian Pangan saat melihat tanaman buah jeruk yang dengan metode tabulampot.

“Tabulampot ini adalah upaya kami untuk mengatasi kendala keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta. Masyarakat akan kita edukasi bagaimana menanam di media yang sangat terbatas, tetapi tetap bisa berbuah dan menghasilkan. Harapan kita warga Kota Yogyakarta bisa memetik buah di halamannya sendiri,” tambah Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana.

Gelar Potensi Pertanian juga menampilkan tanaman buah bersertifikat produk Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta. Suyana menyampaikan tanaman bersertifikat artinya tanaman sudah memiliki jaminan kualitas. Gelar Potensi Pertanian juga dimeriahkan dengan kontes tabulampot, anggrek dan aglonema serta festival petani cilik.

Berbagai buah ditanam dengan metode tabulampot bisa berbuah lebat seperti anggur, stroberi dan lainnya.

Salah satu peserta Gelar Potensi Pertanian dari Forum Gapoktan Tegalrejo, Yoyok Hartadi menyambut baik  kegiatan itu. Menurutnya metode tabulampot menjadi solusi dengan keterbatasan lahan di kota. Gapoktan Tegalrejo itu memiliki potensi tabulampot seperti sawo dan jambu, kebun anggur, sayuran, olahan dan nutrisi tanaman yang dibuat secara mandiri

“Menurut saya kegiatan gelar potensi pertanian ini memang luar biasa untuk menyemangati petani kota. Khususnya warga masyarakat yang memang baru belajar bertani,” papar Yoyok yang juga penyuluh pertanian swadaya Kontak Tani Nelayan Andalan Nasional Yogyakarta.

Tabulamput menggunakan penyiraman sistem drip atau tetes untuk memaksimalkan efiesini air yang diserah dalam pot di musim kemarau.

Dia menuturkan tabulampot itu untuk pemeliharaannya diberi pupuk kandang selalu dipantau setiap sebulan sekali. Ia menggunakan pengairan sistem drip tdengan alat infus. Cara itu untuk memaksimalkan dan mengefisiensi air yang diserap di dalam tanah di musim kemarau.

Sementara itu pengunjung Gelar Potensi Pertanian Yogyakarta tahun 2023, Uni Lia mengaku senang dengan kegiatan itu. Dia menjadi tahu berbagai pertanian di Kota Yogyakarta. Mulai dari sayur-sayuran, buah dan olahannya. “Senang sekali karena ternyata di kota pun orang-orang bisa mengembangkan pertanian. Cabai-nya itu menggemaskan banyak lebat gitu. Ada seledri dan kubis,” ucap Lia warga Timoho itu.(Tri)

Prosesi pembukaan Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta tahun 2023.