Pengembangan Inovasi Jawaban Tantangan Pertanian Perkotaan

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta mengapresiasi para petani perkotaan yang mampu  menghasilkan produk pertanian. Mengingat adanya tantangan keterbatasan lahan di Kota Yogyakarta. Guna menjawab itu diperlukan pengembangan inovasi-inovasi dalam pertanian perkotaan.

“Di Kota Yogyakarta bicara pertanian dan pangan pasti punya tantangan. Bukan ada permasalahan. Ini justru tantangan yang tidak punya lahan yang cukup luas. Maka inovasi-inovasi kemudian dikembangkan,” kata Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat penutupan Gelar Potensi Pertanian pada Minggu (17/9/2023) sore.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo saat memanen buah melon yang ditanam pada polybag secara vertikal.

Singgih mencontohkan beberapa inovasi maupun metode pertanian perkotaan seperti menggunakan pipa paralon untuk menanam sayuran dan tanaman buah dalam pot (tabulampot). Media tanam pipa paralon dapat diterapkan pada lahan-lahan sempit di perkotaan misalnya ditempel pada dinding-dinding rumah.

"Kemudian tabulampot, tanaman buah dalam pot. Ini adalah tantangan bagi kita bagaimana menciptakan urban farming di Kota Yogyakarta,” ujarnya.

Singgih saat meninjau stan dan berbincang dengan warga pelaku pertanian perkotaan dalam Gelar Potensi Pertanian. 

Singgih menuturkan selama dirinya di Pemkot Yogyakarta sudah mengikuti beberapa pameran dan gelar potensi pertanian. Menurutnya melalui kegiatan itu ternyata masyarakat Yogyakarta dari 14 kemantren memiliki semangat luar biasa. Tantangan pertanian perkotaan itu diambil dan diimplementasikan dan dipamerkan.

Pihaknya mengapresiasi Gelar Potensi Pertanian Kota Yogyakarta itu dan dapat dilaksanakan terus. Penutupan Gelar Potensi Pertanian tahun 2023 itu ditandai dengan memanen tanaman dalam pot seperti bawang merah dan beberapa buah seperti melon, stroberi dan lainnya. Dalam penutupan itu juga diserahkan trophi kepada para pemenang kontes seperti anggrek, aglonema dan tabulampot.  

Singgih menyerahkan trohphi kepada pemenang kontes anggrek. 

“Saya berharap ini akan terus dilakukan untuk mendorong dan mengapresiasi hasil pertanian dan inovasi-inovasi tersebut. Harapan kami mari masyarakat Kota Yogyakarta akan terus memanfaatkan lahan yang sangat sempit ini untuk terus berkarya,” ucap Singgih.

Sementara itu Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta Suyana mengatakan Gelar Potensi Pertanian tahun 2023 diikuti 54 stand. Ada stan asosiasi pertanian, asosiasi sayur, asosiasi tabulampot, petani milenial, asosiasi anggrek,  dan perguruan tinggi terkait pertanian.

Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Suyana (paling kanan) memanen bawang merah yang ditanam dalam polybag bersama Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo dan pihak terkait lainnya. 

“Gelar Potensi Pertanian mengambil tema tabulampot karena untuk mengakali kondisi kota yang lahannya sempit. Jargonnya masyarakat bisa memetik buah di pekarangannya sendiri,” papar Suyana.

Gelar Potensi Pertanian itu tidak hanya memamerkan potensi pertanian perkotaan. Terutama tabulampot mampu menghasilkan buah yang tidak kalah dengan tanaman yang ditanam di lahan luas. Misalnya buah melon, anggur, jeruk dan lainnya. Sebagian produk-produk pertanian itu juga dibeli para pengunjung. Dia menyebut omzet dalam Gelar Potensi Pertanian itu sampai Minggu (17/9/2023) siang mencapai sekitar Rp 116 juta.(Tri)

Bayam brazil yang ditanam dalam pot diolah menjadi produk minuman jus bayam.