JEMBATAN KLERINGAN DIRESMIKAN SRI SULTAN

Jembatan Kleringan  yang memotong kali Code Yogyakarta, telah diresmikan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, (03/01/2012). Peresmian ditandai dengan penadatangan Prasasti dan pemotongan buntal bunga melati secara bersamaan oleh Sri Sultan HB. X, Walikota Yogyakarta, H. Haryadi Suyuti, Wakil Walikota Yogyakarta Imam Priyono dan Wakil Ketua DPRD Kota Yogyakarta Sinarbyat di atas jembatan Kleringan Kota Baru Yogyakarta.

 

Kemudian jembatan  yang berdampingan dengan jembatan Kewek dan  menghubungkan   kecamatan Jetis dan Gondokusuman  ini  diberinama Amarta.

                Dalam sambutannya Gubernur DIY mengatakan, jembatan kleringan atu dengan nama baru Jembatan Amarta, belum menjadi satu-satunya solusi untuk mengatasi kemacetan di Kota Yogyakarta. Khususnya, arus lalulintas yang menuju malioboro. Untuk itu Pemerintah Kota Yogyakarta segera melakukan pembangunan infrastructural. Dalam kesempatan tersebut, Sultan juga memprediksi penduduk Kota Yogyakarta akan meningkat dua kali lipat pada tahun 2025. “ Hal ini harus segera dipikirkan, jika ditunda maka kepadatan akan semakin parah dan warga seamikin tidak nyaman,” tambah Sultan.

                Sultan juga menyarankan agar pembangunan kantong-kantong parkir baru yang ada di sepanjang malioboro, bahkan sultan juga mengusulkan malioboro untuk dijadikan pendistrian. “ Untuk mewujudkan pendestrian memerlukan area sekitar 3 ribu meter persegi, untuk mengganti lahan parkir, selain Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul harus memikirkan hal ini,” tandas Sultan.

                Seusainya penandatanganan prasasti, Gubernur DIY meminta kepada Mantan Walikota Yogyakarta, Herry Zudiato untuk membuka selibung yang melintang di jembatan Amarta. “ Saya meminta kepada Pak Herry untuk menamai jembatan ini, oleh pak Herry jembatan kleringan ini diberi nama, Amarta. Nama Amarta ini sebagai kenangan Pak Herry Zudianto yang pernah menjadi Walikota, jadi saya juga perlu mengucapkan terimakasih pada Pak Herry,” kata Sultan.

                Sementara itu Walikota Yogyakarta Drs. Haryadi Suyuti, menyambut baik usulan Sultan HB X, dimana pihaknya sudah melakukan kajian tentang lalu lintas di Malioboro sehingga mulai tahun ini Pemkot akan melakukan penataan Malioboro.“ secara bertahap akan kami lakukan, salah satunya dengan optimalisasi sirip-sirip Malioboro sebagai kantong parkir,” katanya.

Haryadi Suyuti juga berharap agar pembangunan Jembatan Amarta ini akan turut memperlancar arus lalu lintas menuju Malioboro,selain itu penamaan Amarto juga menjadi semangat Agawe Majuning Ngayogyakarta.

Menurut Kadinas Kimpraswil Kota Yogyakarta, Toto Suroto mengatakan Jembatan Amarta ini dibangun sejak 13 Juni hingga 16 Desember 2011, biaya yang dianggarkan sebesar Rp 12 Milyar dengan perimbangan antara dana Pemerintah Propinsi DIY Rp 8 Milyar dan Pemkot Yogyakarta Rp 4 Milyar. Jembatan Amarta ini mempunyai panjang 37 meter dan lebar 18 meter dengan kekuatan hingga 20
ton dan ketahanan selama 50 tahun.