Segoro Bening Ajak Berbagai Pihak Peduli Stunting di Wirobrajan

Wirobrajan-Kemantren Wirobrajan mendorong berbagai pihak untuk ikut mengatasi stunting di wilayahnya. Dalam upaya percepatan penurunan stunting sejumlah perusahaan baik dari pemerintah maupun swasta ikut peduli dengan memberikan berbagai bantuan. 

Hal ini sebagai wujud dari inovasi Kemantren Wirobrajan dalam program Semangat Gotong Royong Bebas Stunting (Segoro Bening).

Launching inovasi Segoro Bening dilaksanakan Rabu (20/9/2023) bertempat di Pendopo Asri Wirobrajan dengan penyerahan berbagai bantuan dari berbagai pihak diantaranya dari Dhania bubur sehat dan bergizi memberikan bantuan berupa makanan tambahan untuk 27 baduta atau anak usia dibawah dua tahun selama 90 hari. 

Lazizmu Kota Yogya memberikan bantuan rendang kaleng untuk 30 ibu hamil selama 15 hari. Perumda PDAM Tirtamarta berupa pemberian protein hewani seperti telur ayam untuk 15 ibu hamil selama 15 hari. 

Dompet Dhuafa berupa pendampingan pemeriksaan dan bantuan suplemen untuk 10 ibu hamil selama masa kehamilan. Perumda Bank Jogja berupa tambahan protein hewani kepada keluarga beresiko stunting (KBS) senilai Rp. 5.000.000. 

Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogya berupa tambahan makanan protein hewani berupa lele, telor, dan susu untuk 67 KBS. Dinas Kelautan dan Perikanan DIY berupa pelatihan membuat makanan sehat berbasis protein hewani bagi 20 KBS beserta paket bahan olahannya. 

Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Pemukiman (DPUPKP) Kota Yogya berupa sanitasi air limbah rumah tangga di Kelurahan Patangpuluhan dan Pakuncen senilai Rp. 300.000.000

Serta bantuan dari karyawan Kemantren Wirobrajan berupa tambahan protein hewani bagi 100 KBS melalui Jumat Sedekah selama 3 bulan. 
 

Pemberian bingkisan kepada keluarga beresiko stunting pada saat launching program Segoro Bening di Pendopo Asri Kelurahan Wirobrajan, Rabu (20/9/2023)

Mantri Pamong Praja Kemantren Wirobrajan, Sarwanto mengatakan dalam program segoro bening ini pihaknya mengajak berbagai pihak baik pemerintah maupun swasta untuk dapat berpartisipasi dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kemantren Wirobrajan.

Pada program ini, lanjutnya, juga ditekankan pada tepatnya sasaran sesuai kebutuhan bagi keluarga beresiko stunting (KBS) sehingga bantuan tersebut dapat efektif dan mempunyai nilai manfaat sesuai kebutuhan bagi penerimanya.

"Dengan hal tersebut diharapkan dapat menekan dan menurunkan jumlah stunting, sehingga pada akhir tahun 2023 terwujud zero stunting di wilayah Wirobrajan," katanya.

Sarwanto menegaskan akan terus menjalin kerjasama dengan berbagai pihak guna menyukseskan Wirobrajan zero stunting.

"Kami akan terus melibatkan banyak pihak terutama warga sekitar dan para pelaku usaha serta korporasi baik itu di wilayah Wirobrajan maupun di luar Wirobrajan," ujarnya.

Progam Segoro Bening ini mendapat respon positif dari berbagai stakeholder, hal ini dibuktikan dengan banyaknya bantuan yang diserahkan melalui dana TSLP (Tanggung Jawab Sosial Lingkungan Perusahaan) mereka.

Selain menjalin kerjasama dengan berbagai pihak dalam mengatasi stunting, Kemantren Wirobrajan melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) juga memberikan perhatian khusus kepada ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dan anemia serta baduta wasting dan under weight. (Han)