HARYADI PIMPIN APEL BULAN BAKTI K3 DI BALAIYASA

Data dari PT. Jamsostek (persero) menunjukkan kasus kecelakaan kerja di Indonesia masih relative tinggi. Meskipun secara prosentase dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Sementara,  Kota Yogyakarta mulai tahun 2005 hingga 2008, kasus kecelakaan kerja mengalami penurunan. Demikian jelas MK. Pontjosiwi, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, ditemui  saat apel Bulan Bakti Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3), Kamis, (26/01) di Balaiyasa milik PT. Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 6  jalan  Lempuyangan No. 1 Yogyakarta.

 

 “Tahun 2005 sebanyak   252 kasus, tahun 2006  sebanyak 244 kasus, tahun 2007 sebanyak 229 kasus, tahun 2008 sebanyak 198 kasus,  tahun 2009 sebanyak 111 kasus, tahun 2010 sebanyak 120 kasus dan tahun 2011 sebanyak 23 Kasus, “ jelas Pontjosiwi.

 

Dilihat dari data tersebut lanjut  Pontjosiwi, selama 7 tahun terakhir ini Kota Yogyakarta terus mengalami  penurunan kasus kecelakaan kerja. Namun, dirinya mengingatkan   semua pihak unutk tidak  merasa puas dengan kondisi tersebut. “Kita harus terus  menerapkan K3  sehingga kasus kecelakaan kerja terus turun  syukur terciptanya nihil kecelakaan. Untuk lebih mengingatkan, menggugah dan mendorong hal tersebut maka dalam  setiap tahunnya Pemerintah Kota Melaksanakan beberapa kegiatan dalam rangka Bulan Keselamatan dan kesehatan Kerja,” terang Pontjo.

Menurut Pontjo Pelaksanaan K3 merupakan bentuk upaya menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran lingkungan sehingga pada gilirannya dapat mengurangi  kecelakaan kerja.

 

Pontjosiwi juga menjelaskan pelaksanaan K3 di Kota Yogyakarta  masih mengalami hambatan antara lain jumlah pengangguran yang tinggi, tingkat pendidikan tenaga kerja sebagian besar masih rendah, jumlah pegawai pengawas  yang tidak sebanding dengan obyek pengawasan, belum tersedianya ahli K3 pada setiap tempat kerja, belum optimalnya kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta masih relative rendahnya kesadaran pengusaha akan arti pentingnya K3.

 

Ditambahkan jumlah pengangguran di Kota Yogyakarta  kurang lebih 34.661 orang. Dengan besarnya angka pengangguran ini,  maka sebagian tenaga kerja terpaksa memilih pada pilihan yang tidak diinginkannya yaitu masih lebih memilih  bekerja dengan sarana K3 yang rendah dari pada menganggur, sehingga hal ini  berdampak pada pelaksanaan K3.

 

Menurut Pontjo, jumlah perusahan yang terdaftar di Dinsosnaker Kota Yogyakarta sekarang ini kurang lebih sebanyak 1.300 buah.  Sedangkan jumlah pengawas ketenagakerjaan di Kota Yogyakarta hanya 5 orang. “Maka  merupakan hal yang tidak asing bahwa jumlah pegawai pengawas tidak sebanding dengan obyek pengawasan, sehingga banyak obyek pengawasan yang tidak  terjangkau oleh pegawai pengawas  yang sangat dimungkinkan pelaksanaan K3 berjalan kurang baik,” imbuhnya.

Pontjo berharap dengan adanya kegiatan bulan K3 ini dapat meningkatkan kesadaran pelaku proses  produksi terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja   dan bisa diterapkan  di perusahaannya, sehingga pekerja dan buruh tidak dihantui perasaan kawatir terhadap  pekerjaan dan lingkungan kerjanya yang dapat   menyebabkan kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja, yang pada gilirannya akan timbul ketenangan bekerja dan berusaha serta meningkatnya  produktivitas kerja.

 

Bulan K3 diisi dengan berbagai kegiatan antara lain,  pemasangan spanduk dan umbul-umbul K3 di perusahaan, latihan penanggulangan kebakaran, penyuluhan Keselamatan dan Kesehatan Kerja secara door to door, penilaian kecelakaan kerja nihil, dan lomba cerdas cermat K3.

 

Sementara itu, Walikota Yogyakarta H. Haryadi Suyuti  berharap Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) ini menjadi sebuah prosedur tetap (protap)  yang terbuka . ”Harapan saya  K3 ini menjadi sebuah protap yang terbuka dan dipahami  oleh semua  pemberi kerja  dan  para pekerja,” harap Walikota.  

 

  Walikota, saat apel K3,  membacakan sambutan menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi  RI, HA. Muhaimin Iskandar. Dalam sambutannya Muhaimin berharap  para pengusaha dan tenaga kerja lebih banyak mengambil inisiatif dalam meningkatkan kinerja K3 di tempat kerjanya masing-masing. Dirinya juga berharap agar K3 diintegrasikan pada setiap jenjang manajemen perusahan melalui pendekatan prinsip-prinsip manajemen, sehingga dapat mengurangi kecelakaan kerja, menekan tingkat keparahan, dan pencapaian kecelakaan nihil.

 

Usai apel siaga K3, Walikota didampingi kepala Daop VI, Jhon Robertho meninjau kegiatan di Balaiyasa Yogyakarta. Sementara para karywan perwakilan dari perusahan yang ada di kota Yogyakarta melakukan simulasi penanggulangan bencana kebakaran, dan cara  mencuci tangan yang benar, pemberian hadiah pada perusahan dengan tingkat kecelakaan paling kecil dan pemberian santunan kepada ahli waris . (@mix)