Suryatmajan Wakili Yogya Monev PAAR EDI Tingkat  DIY   

DANUREJAN-Kelurahan Suryatmajan mewakili Kota Yogyakarta maju dalam monitoring dan evaluasi (monev) dan penilaian Pola Asuh Anak dan Remaja di Era Digital (PAAR EDI) PAAR EDI tingkat DIY tahun 2023. Pembinaan PAAR EDI di Kelurahan Suryatmajan dilakukan dengan pendekatan berbasis budaya.

Penjabat Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK)  Kota Yogyakarta, Atik Wulandari mengatakan penilaian program PAAR EDI di Kelurahan Suryatmajan sudah melalui beberapa tahapan. Salah satunya penilaian PAAR EDI tingkat kota oleh TP PKK Kota Yogyakarta. Kelurahan Suryatmajan bersama LPMK dan unsur PKK juga sudah menunjukkan perubahan sosial yang signifikan dalam pembangunan karakter keluarga dalam 5 tahun terakhir. Oleh sebab Kelurahan Suryatmajan mewakili Kota Yogyakarta dalam monev dan penilaian PAAR EDI tingkat DIY.

Pj Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Atik Wulandari saat menyampaikan sambutan penerimaan tim monev dan penilaian PAAR EDI tingkat DIY oleh PKK DIY.

“Harapannya dengan adanya monitoring dan evaluasi ini bisa meningkatkan motivasi khususnya di Kelurahan Suryatmajan,” kata Atik saat monev dan penilaian PAAR EDI tingkat DIY di Suryatmajan, Rabu (27/9/2023).

Kedatangan tim monev dan penilaian PAAR EDI oleh TP PKK DIY itu disambut dengan pasukan bregodo alit. Atik menuturkan bregodo alit itu menjadi salah satu pembinaan untuk anak-anak di Suryatmajan. Pihaknya berharap monev dan penilaian PAAR EDI itu bisa mendapatkan hasil yang sesuai harapan.

Tim Monev dan Penilaian PAAR EDI tingkat DIY dari TP PKK DIY disambut bregodo alit.

“Bregodo Alit menjadi suatu kegiatan yang positif di era digital di mana anak-anak tidak hanya mengenal medsos, gadget. Tapi anak-anak bisa nguri-uri budaya,” papar istri Penjabat Wali Kota Yogyakarta itu.

Sementara itu Ketua Pokja Satu Kelurahan Suryatmajan Wijayanti, menyatakan pelaksanaan pola asuh di Kelurahan Suryatmajan dengan pendekatan berbasis budaya. Anak-anak diajak untuk berkegiatan budaya seperti latihan bregodo, teater, tari dan karawitan. Sarana untuk berkegiatan seni budaya juga disediakan ruang kreasi di Pelataran Niyoko Cokro di Kampung Cokrodirjan Kelurahan Suryatmajan.

Kegiatan karawitan menjadi salah satu kegiatan anak-anak dalam program PAAR EDI di Kelurahan Suryatamajan dengan pendekatan berbasis budaya. 

“Dengan adanya kegiatan berlatih bregodo alit, teater, tari, karawitan setidaknya dalam satu hari ada sesuatu yang mereka bisa lepas dari gadget,” ujar Wijayanti.

Menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP2AP3KB) Kota Yogyakarta, Edy Muhammad menjadi kebijakan Pemkot Yogyakarta bahwa PAAR EDI sangat strategis karena dari data kekerasan penyebabnya ada tiga besar yaitu karakter, masalah ekonomi dan keluarga dan masalah pornografi.

Permainan simulasi pola asuh ditampilkan saat monev dan penilaian PAAR EDI tingkat DIY di Kelurahan Suryatmajan.

“Masalah pornografi penyebabnya tidak bisa lepas dari masalah gadget dan internet, sehingga pendekatan untuk memberikan pembekalan, sosialisasi dan edukasi di era digital menjadi yang diutamakan. Suryatmajan jadi penyangga sumbu filosofi yang kuat dengan penguatan budaya dan mampu mengkolaborasikan semua, sehingga harapan kami jadi juara satu,” jelas Edy.

Sedangkan Perwakilan Tim Monev dan Penilaian PAAR EDI dari TP PKK DIY Suryatinah menyampaikan PAAR EDI diluncurkan sebagai respon atas perkembangan teknologi informasi yang pesat dan menembus ruang publik dan privat. Dia menegaskan keluarga adalah institusi masyarakat terkecil, tempat pendidikan pertama dan utama serta awal pengenalan nilai-nilai yang diharapkan mewarnai dan membentuk karakter. Untuk melihat sejauh mana pembinaan PAAR EDI dilakukan monev dan penilaian dengan melihat secara langsung di Suryatmajan.Termasuk secara administrasi program PAAR EDI di Suryatmajan juga dinilai baik.

Tim Monev PAAR EDI tingkat DIY berfoto bersama dengan TP PPK Kota Yogyakarta, jajaran Kemantren Danurejan, Kelurahan Suryatamajan dan lainnya.

“Dalam monev ada simulasi pola asuh. Di sini ternyata ada rusunawa. Harapan kami warga merasa nyaman. Nyatanya anak-anak bisa menerima dan ikut mengembangkan budaya. Ada seni menari, karawitan dan bregodo alit. Saya rasa ini suatu yang luar biasa. Dari keadaan yang biasa, jadi luar biasa dan bisa dinikmati secara nyaman,” pungkas Suryatinah.(Tri)