Meski Kemarau Panjang,  Warga Diimbau Tetap Waspada DBD

UMBULHARJO - Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Yogyakarta terus mengingatkan kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).

Sampai dengan September 2023 jumlah kasus DBD di Kota Yogyakarta sebanyak 48 kasus. Jumlah ini menurun signifikan jika dibandingkan pada tahun 2022 sebanyak 150 kasus.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu mengatakan, masih adanya kasus DBD di Kota Yogyakarta perlu diantisipasi. 

Terutama saat akan memasuki musim hujan dengan terus menjaga kesehatan melalui Reuse, Reduce, dan Recycle atau 3R dan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Kegiatan sosialisasi bahaya DBD oleh Dinkes Kota Yogyakarta.

“Walaupun angka menurun dibandingkan dengan tahun lalu, kami terus mengajak masyarakat untuk selalu menerapkan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), PHBS dan 3R agar kasus DBD di Kota Yogyakarta dapat diantisipasi sejak dini,”jelas Endang Sri Rahayu saat ditemui di ruang kerja, Jumat (13/10). 

Selain menerapkan PHBS dan 3R, juga bisa menanggulangi dengan metode 4M plus, yakni menguras, mengubur, menutup dan memantau. Sehingga jentik nyamuk Aedes Aegypti tidak berkembang biak di tempat penampungan air seperti bak mandi dan lain sebagainya.

Kepala Seksi Pencegahan Pengendalian Penyakit Menular dan Imunisasi Dinkes Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu saat diwawancara secara langsung pada Jumat (13/10).

Menurutnya, penurunan DBD di Kota Yogyakarta disebabkan oleh musim kemarau yang berkepanjangan. 

Selain itu, juga disebabkan oleh 80 persen penyebaran nyamuk ber-Wolbachia untuk menurunkan kejadian DBD di Kota Yogyakarta. 

Penelitian ini sudah dilakukan sejak tahun 2017 dan terbukti efektif menurunkan angka kejadian demam berdarah di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta.

“Bakteri Wolbachia yang dimasukan dalam nyamuk Aedes Aegypti pembawa DBD bisa menekan penyakit. Sehingga angka kasus DBD di Tahun ini sedang turun, selain diakibatkan oleh musim kemarau yang panjang,”ungkapnya. 

Kegiatan penanganan DBD di wilayah bersama warga dan kader DBD.

Pihaknya mengungkapkan, jika warga mendapati ciri seperti demam tinggi dan menggigil, sakit kepala, bahkan terdapat bintik-bintik merah pada kulit yang tidak hilang, maka disarankan untuk segera periksa ke fasilitas kesehatan terdekat.

“Selain terus memberikan sosialisasi penerapan PHBS dan PSN. Kami secara rutin mengajak sekolah untuk memanfaatkan ember yang ada menjadi bak mandi (emberisasi) untuk mencegah adanya Aegypti pembawa DBD di lingkungan sekolah,”ujarnya.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Kotagede II Yusnita Susila Astuti mengungkapkan, sejak Januari-Oktober 2023 ada dua kasus DBD di wilayahnya. ''Kita terus lakukan pemantauan dan pencegahan lewat kader DBD diwilayah. Harapannya kasus DBD tidak akan bertambah dan dapat terminimalisir,"ungkapnya.  (Hes)

 

 

*Foto-foto diatas merupakan dokumentasi kegiatan Dinkes Kota Yogyakarta di wilayah dalam rangka meminimalisir peningkatan DBD di Kota Yogyakarta.