Penanganan Stunting di Kota Yogya Sinergi dengan Instansi Terkait

Umbulharjo-Tim Penggerak (TP) Pemberdayaan Kesejahteraan dan Keluarga (PKK) Kota Yogyakarta pagi ini, Selasa (17/10/2023) menerima kunjungan kerja dari TP PKK Kota Jayapura.

Kunjungan ini dipimpin langsung oleh Ketua TP PKK Kota Jayapura, Maria Yuvita Gobat Pekey dan diterima oleh Ketua TP PKK Kota Yogya, Atik Wulandari. 

Maria Yuvita mengatakan tujuannya bertandang ke Kota Yogya karena ingin belajar tentang penanganan kasus stunting pada balita.

"Kami ingin menimba ilmu. Supaya kita bisa meniru dan menyamakan langkah apa yang telah dilaksanakan PKK Kota Yogya dalam penanganan stunting pada balita," katanya di gedung PKK Komplek Balaikota.

Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Atik Wulandari saat menerima kunjungan dari TP PKK Kota Jayapura.

Menanggapi hal tersebut Ketua TP PKK Kota Yogyakarta, Atik Wulandari, menyampaikan tren angka dan prevalensi kasus stunting di Kota Yogya memang terus menurun, dimana per 2022 ada di angka 13,8 persen.

Angka tersebut, lanjutnya, telah melampaui target nasional, yaitu 14 persen di tahun 2024.

"TP PKK kota Yogya juga terus bergerak dengan berkolaborasi serta bersinergi dengan instansi terkait, serta  para ibu pengurus PKK yang ada di wilayah, baik di kemantren atau di kelurahan," cetusnya.

Kota Yogya juga memiliki program dapur balita sehat yang di luncurkan ketika pandemi Covid-19. Program tersebut juga diselaraskan dengan kegiatan posyandu.

"Kegiatan ini menjadi pendorong pemenuhan kebutuhan gizi balita selama pandemi, seperti yang selalu dilakukan di posyandu," ujarnya.

Melalui program ini pula, tambahnya, gizi sensitif semua balita diperhatikan. Contohnya PMT sebagai edukasi dan penyuluhan. "Selain itu kami juga ikut berperan dalam pemantauan balita wasting," katanya.

Teknis program tersebut yakni masyarakat melakukan swadaya untuk mengumpulkan beragam bahan makanan. Mereka lantas memasaknya menjadi berbagai menu sesuai kebutuhan gizi balita. Makanan tersebut kemudian dibagikan ke balita yang ada di wilayah.

"Biasanya dalam dua pekan sekali, sehingga kegiatan ini sekaligus menjadi embrio untuk menggiatkan kembali kegiatan posyandu," terangnya. (Han)