2030 Pemkot Targetkan Zero AIDS Tuberkulosis Malaria

Banguntapan - Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo bersama dengan Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani, Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Yogyakarta Yunianto Dwi Sutono dan perwakilan  dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta  melakukan penandatanganan komitmen bersama untuk menuju Eliminasi AIDs, Tuberkulosis dan Malaria (ATM) Tahun 2030 di Grand Rohan Yogyakarta, Selasa (15/10).

Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Emma Rahmi Aryani mengungkapkan, Penandatanganan komitmen bersama ini diharapkan dapat menggencarkan kelompok masyarakat, lembaga pemerintah dan non pemerintahan untuk berkolaborasi bersama dalam melakukan skrining, testing dan tracing menuju Eliminasi ATM Tahun 2030.

Pihaknya mengatakan, berdasarkan data Tuberkulosis dari Dinas Kementerian Kesehatan RI tahun 2022, Kota Yogyakarta memiliki capaian cakupan penemuan kasus Tuberkulosis sebesar 83 persen, dari target 90 persen.

Sehingga program Tuberkulosis di Kota Yogyakarta perlu ditingkatkan, agar target penemuan kasus 90 persen di tahun 2023 terpenuhi. Sedangkan, untuk jumlah kasus HIV di Kota Yogyakarta hingga Triwulan II Tahun 2023 sebanyak 59 kasus.

Prosesi penandatanganan komitmen bersama menuju Eliminasi ATM Tahun 2030.

“Memang capaian penemuan semakin tinggi. Karena kita mencari dan segera diobati. Dimana penderita Tuberkulosis ini pengobatannya memerlukan waktu dan harus tertib minum obat selama 6 bulan. Sehingga harapannya target 1700 orang terpenuhi,”ujar Emma.

Selain itu, walaupun Kota Yogyakarta telah mendapatkan sertifikat eliminasi malaria pada tahun 2014. Namun pengendalian malaria tetap dilakukan dengan surveilans pasif malaria.

Ia berharap, dengan komitmen ini bersama-sama saling bergotong royong dan bekerjasama untuk menuntaskan ATM di Kota Yogyakarta. “Penuntasan ATM ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja, tetapi harus kolaborasi bersama baik OPD di pemerintahan maupun di masyarakat. Sehingga target mencapai eliminasi ATM 2030 bisa tercapai,”jelasnya.

Kegiatan ini diikuti puluhan lembaga, kelompok masyarakat dan steakholder lainnya, Selasa (15/10).

Sementara itu, Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo berterima kasih dan mengapresiasi baik lembaga, kelompok masyarakat dan non pemerintahan yang saling berkolaborasi untuk mewujudkan eliminasi ATM 2030.

Selain itu, Pemerintah Kota Yogyakarta juga akan memberikan dukungan dalam bentuk pembiayaan untuk penanggulangan program ATM. “Semoga dengan kegiatan ini, nantinya akan menghasilkan Zero ATM 2030 di Kota Yogyakarta. Untuk itu, bagi warga Kota Yogyakarta yang memiliki keluhan tentang ketiganya, segera ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan agar segera teratasi,”ungkapnya.

Pihaknya berharap, keterkaitan kelompok masyarakat, lembaga pemerintah dan non pemerintahan ini sangat diperlukan untuk mencapai tujuan penuntasan ATM di Kota Yogyakarta.

Pemerintah berharap, semua elemen masyarakat ikut membantu untuk menuju Eliminasi ATM 2023.

“Untuk mencapainya, ini perlu melibatkan seluruh komponen wilayah dan organisasi masyarakat. Sehingga harapan ke depan, jika ditemukan penderita akan mendapatkan treatment sampai dengan sembuh. Maka masyarakat tidak perlu ini komitmen dari pemerintah,”jelas Singgih. (Hes)