Pemkot Yogya Libatkan Pihak Swasta Kelola Sampah 60 Ton/Hari
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta berupaya melakukan pengelolaan sampah dengan berbagai skema. Salah satunya berkolaborasi dengan pihak swasta untuk mengelola sampah yang dihasilkan di Kota Yogyakarta. Hal itu diwujudkan melalui penandatanganan kesepakatan bersama antara Pemkot Yogyakarta dan PT Biru Sistem Perkasa tentang penyiapan kerja sama pengelolaan sampah Kota Yogyakarta.
Penandatanganan kesepakatan bersama tentang penyiapan kerja sama pengelolaan sampah Kota Yogyakarta dari Pemkot Yogyakarta dilakukan oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo. Sedangkan dari pihak swasta ditandatangani oleh Direktur Utama PT Biru Sistem Perkasa, Cendra Perkasa.
“Ini adalah wujud keseriusan dari Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menangani sampah yang ada di Kota Yogyakarta,” kata Singgih ditemui usai penandatangan kesepakatan bersama terkait pengelolaan sampah di Balai Kota Yogyakarta, Selasa (17/10/2023).
Menurutnya penandatangan kesepakatan bersama dengan pihak swasta dalam mengelola sampah itu akan membuka sebuah rencana baru pengelolaan sampah. Terutama selain yang dilakukan Pemkot Yogyakarta seperti gerakan mengolah limbah dan sampah dengan biopori ala Jogja (Mbah Dirjo) serta peningkatan kapasitas TPS 3R di Nitikan dan Karangmiri.
“Semoga ini akan segera ditindaklanjuti dengan kedua belah pihak antara Pemkot Yogyakarta dan PT Biru untuk menyiapkan kerja sama. Supaya bisa diakselerasi dan segera nanti beroperasi sehingga bisa mengurangi sisa sampah yang belum terolah di Kota Yogyakarta,” paparnya.
Singgih menyatakan pola kerja sama dengan pihak swasta dalam mengolah sampah itu akan disesuaikan dengan regulasi yang ada. Dicontohkan pola kerja sama yang dilakukan bisa bisnis to bisnis antara BUMD milik Pemkot Yogyakarta dengan PT Biru Sistem Perkasa. Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan PT Biru Sistem Perkasa karena teknologi yang digunakan dalam pengolahan sampah itu ramah lingkungan. Diperkirakan operasional kerja sama pengelolaan sampah pada awal tahun 2024.
“Yang kita rencanakan untuk kerja sama itu 60 ton per hari. Tapi dimungkinkan bisa lebih dari itu. Kita melihat dari sisi teknologinya, hi-tech, kemudian juga ramah lingkungan. Saya kira itu menjadi hal yang menarik karena pembangunan di Yogyakarta harus selaras berkelanjutan dan tidak menimbulkan pencemaran. Jadi ini kehati-hatian kita,” terang Singgih.
Sementara itu Direktur Utama PT Biru Sistem Perkasa, Cendra Perkasa mengucapkan terima kasih kepada Pemkot Yogyakarta atas penandatanganan kesepakatan bersama tersebut. Pihaknya berharap melalui kesepakatan bersama itu kedua belah pihak mampu menyiapkan kebijakan teknis dan teknologi terbaik dalam mengolah sampah yang ramah lingkungan, terpadu dan efektif.
“Teknologi yang kami tawarkan kepada Pemkot Yogyakarta adalah teknologi pengelolaan sampah yang mengedepankan high teknologi, smoke less dan juga green. Bahan bakar utama dari alat yang akan kita bangun secara umum adalah air. Jadi memang efeknya tidak menghasilkan asap sehingga ramah lingkungan,” papar Cendra.
Dia menjelaskan sarana teknologi yang digunakan bisa mengelola semua jenis sampah yakni organik, anorganik dan sampah residu. Metodenya sampah dibakar menggunakan alat insinerator dengan suhu berkisar 1.250-1.500 derajat celsius. Beberapa partikel seperti batu, kaca dan besi tidak bisa terbakar sehingga perlu ada pemisahan. Hasil pembakaran dibersihkan menggunakan H2O atau air, sehingga pihaknya mengklaim tidak ada asap, warna dan bau. “Output dari hasil pembakaran ini adalah abu. Angkanya di bawah tiga persen. Jadi memang sangat kecil dan minim karena teknologi pembakaran yang sempurna,” ucapnya.(Tri)