Pemkot Mulai Eksekusi Depo Sampah yang Penuh

Umbulharjo - Mulai 25 hingga 29 Oktober 2023 Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup mengeksekusi timbunan sampah di 14 depo sampah ke TPA Piyungan.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan, beberapa depo sampah yang sudah penuh akan dieksekusi selama lima hari ke depan untuk kemudian diangkut dan dikirim langsung ke TPA Piyungan.

“Terutama depo-depo sampah yang padat dan memang sudah penuh timbunannya, seperti sampah yang ada di depo Pengok, kemudian depo Mandala Krida yang paling luas yaitu sekitar 400 meter persegi,” ujarnya pada Selasa (24/10).

Proses pengangkutan sampah di depo Pengok. 

Selain pemanfaatan depo sampah, Sugeng menyampaikan sejauh ini masyarakat juga memanfaatkan Tempat Pembuangan Sementara (TPS) yang ada di wilayah RW masing-masing. Pihaknya menghimbau dan mengajak masyarakat untuk berkontribusi secara aktif agar langsung membuang sampah ke depo.

“Kami arahkan masyarakat untuk langsung saja ke depo terdekat sesuai jam bukanya, dengan tujuan untuk mempercepat proses eksekusi sampah dari depo ke TPA, supaya tidak terlalu lama pada proses pengangkutan dan pengirimannya,” terangnya.

Berdasarkan pantauan lapangan, jumlah timbunan sampah yang diangkut dari depo Pengok ke TPA Piyungan kurang lebih 70 ton, sementara dari depo Mandala Krida sebanyak 75 ton.

Di samping itu Sugeng juga tidak henti-hentinya mengajak semua warga terlibat dalam pengurangan dan penanganan sampah, karena masalah sampah pada dasarnya menjadi tanggung jawab kita bersama sebagai bagian dari masyarakat.

“Produksi sampah di Kota Yogyakarta saat ini tercatat sekitar 150 ton per hari, dari yang sebelumnya mencapai 300 ton. Tentu ini masih menjadi pekerjaan bersama supaya produksi sampah bisa terus ditekan, untuk itu kami ajak semua masyarakat agar terlibat dan berkontribusi dari hal sederhana, kurangi sampah sehari-hari, pilah dan kelola dari masing-masing rumah,” ajaknya.

Truk pengangkut sampah dari depo Pengok. 

Sugeng juga menambahkan, berbagai upaya mulai dari Gerakan Zero Sampah Anorganik, Mbah Dirjo, Bank Sampah Induk, Optimalisasi TPS3R di Nitikan dan Karangmiri, diharapkan bisa semakin diperkuat dalam pengurangan dan penanganan sampah di Kota Yogya.

“Semuanya harus berperan, selain solusi penanganan sampah, perubahan perilaku kita itu yang menjadi kunci utama, supaya terus bisa mengurangi kegiatan yang menimbulkan sampah, sadar untuk memilah, dan bisa mengelolanya,” tambah Sugeng. (Jul)