Seluruh Kemantren di Kota Yogya Masuk Prevalensi Stunting Rendah

 



 

Umbulharjo - Angka prevalensi seluruh kasus stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 sebesar 13,8 persen melebihi target nasional tahun 2024 yaitu 14 persen. Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi Quick Wins September 2023 oleh Tim Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Kota Yogyakarta memiliki pencapaian yang lebih baik dibanding kabupaten lainnya di DIY.

 

Koordinator Program Manager Satgas Percepatan Penurunan Stunting DIY, Asteria Heny Widayati menyampaikan penurunan angka stunting di Kota Yogyakarta tahun 2022 telah mencapai angka 13,8 persen. Menurutnya Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kota Yogyakarta telah melaksanakan tujuh program percepatan penurunan stunting dengan baik.

 

“Di Bulan September 2023 Koordinasi Satgas terkait Implementasi Percepatan Penurunan Stunting telah dilakukan sebanyak delapan kali berkaitan dengan mini lokakarya stunting, rakor bulanan TPPS Kota Yogyakarta, Bapak/Bunda Asuh Anak Stunting (BAAS), Evaluasi Alur pemeriksaan calon pengantin dan Elsimil serta Monev Pendampingan TPK Kota Yogyakarta,” ujarnya pada acara Monitoring dan Evaluasi Quick Wins September di Ruang Kunthi PKK Balai Kota Yogyakarta, Senin (30/10).

 

Pihaknya menyebutkan jika berdasarkan peta sebaran stunting DIY berdasarkan kecamatan, seluruh kemantren di Kota Yogyakarta berwarna hijau atau sama dengan angka prevalensi rendah. Namun, Kota Yogyakarta menjadi salah satu daerah dengan cakupan keluarga risiko stunting tertinggi dengan angka 33 persen. 

 

“Capaian semester pertama berdasarkan Indikator Layanan Intervensi Spesifik sebanyak 30 persen berada di Dinas Kesehatan, sementara Indikator Layanan Intervensi Sensitif ini ada di 70 persen lintas perangkat daerah yang semuanya yang berkontribusi dalam percepatan penurunan stunting yang ditarik per bulan Juli berdasarkan laporan TPPS dari masing-masing kabupaten dan kota,” terangnya.

 

Capaian semester pertama berdasarkan Indikator Layanan Intervensi Sensitif yang telah melampaui target antara lain cakupan calon pasangan usia subur yang memperoleh pemeriksaan kesehatan, cakupan pendampingan keluarga berisiko stunting, persentase rumah tangga yang mendapatkan akses air minum layak dan akses sanitasi layak, persentase kelurahan stop buang air besar sembarang, persentase  target sasaran yang memiliki pemahaman tentang stunting dan cakupan bantuan jaminan nasional Penerima Bantuan Iuran (PBI) kesehatan.

 

“Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat dan semua pihak yang terlibat dan  membantu program penurunan stunting. Kami yakin dan optimis nanti 2023, angka stunting di Kota Yogyakarta akan turun lagi dengan seluruh sinergi dan sektor-sektor lainnya,” tambahnya.

 

Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Sarmin memaparkan strategi Pemerintah Kota dalam percepatan penurunan stunting

 

Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Dan Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta, Sarmin mengungkapkan berbagai strategi dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam percepatan penurunan angka stunting. Antara lain pemberian makanan tambahan balita stunting dua tahun, program gemar makan berbahan protein (Gembrot) oleh Dinas Pertanian dan Pangan kota yogyakarta, lele cendol dan kampung sayur,  ruang laktasi portable, FGD ketahanan keluarga bebas stunting oleh Baznas Kota Yogyakarta, program bersatu terintegrasi mewujudkan yogyakarta dengan keluarga yang unggul dan nol stunting (Bimo Kunting), penegakan diagnosa balita stunting bersama IDAI, pemberian pangan olahan untuk keperluan medis khusus (PKMK) sesuai resep dokter, program dapur balita sehat, kajian terkait stunting dengan lokus wilayah oleh mitra kerja Pemkot Yogya dan BKKBN DIY,kerjasama dengan HI dan PKPU, pelibatan mahasiswa melalui program KKN tematik dan mahasiswa magang merdeka belajar kampus merdeka (MBKM) dalam melakukan monev stunting di wilayah serta pelibatan Polsek, Kodim, Polres dalam penurunan stunting.

 

“Berbagai upaya dan strategi dilakukan Pemerintah Kota Yogyakarta dalam percepatan penurunan stunting di Kota Yogyakarta, kami berharap dari berbagai perangkat daerah, stakeholder yang berkaitan dalam melaksanakan tugasnya dengan baik agar setiap program yang kita lakukan mencapai hasil yang maksimal,” tuturnya.

 

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya mendukung penuh seluruh program percepatan penurunan stunting di Kota Yogyakarta. Menurutnya, penurunan angka stunting di Kota Yogyakarta memerlukan komitmen yang kuat dan terpadu dari pemangku berkepentingan. 

 

“Penguatan ekosistem menjadi kunci dalam keberhasilan program percepatan penurunan angka stunting. Dalam penguatan ekosistem perlu adanya interaksi dan komunikasi yang baik sehingga menghasilkan kolaborasi yang luar biasa. Dari hasil kolaborasi yang luar biasa maka program itu akan berhasil,” tambahnya. (Chi)