Pemkot Yogya Waspadai Penyakit Cacar Monyet
UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta mewaspadai potensi penyakit cacar monyet atau monkeypox kendati belum ada temuan kasus itu di Yogyakarta. Mengingat cacar monyet adalah penyakit menular dan sudah ada temuan sejumlah kasus di beberapa daerah di Indonesia. Masyarakat yang memiliki gejala-gejala menyerupai cacar monyet agar segera memeriksakan diri ke puskesmas maupun rumah sakit di Kota Yogyakarta.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Singgih Raharjo mengatakan penyakit cacar monyet sudah merambah di beberapa daerah sehingga kewaspadaan terhadap penyakit itu ditingkatkan. Sekarang total ada sekitar 24 kasus cacar monyet yang tersebar di DKI Jakarta. Tangerang dan Bandung.
“Jadi Pemerintah Kota Yogyakarta akan mengoptimalkan langkah-langkah antisipasi dan pencegahan penyakit cacar monyet. Sampai saat ini belum ada yang terkonfirmasi di Kota Yogyakarta terkena cacar monyet,” kata Singgih dalam jumpa pers rutin dengan media di Balai Kota Yogyakarta, Rabu (1/11/2023).
Pemkot Yogyakarta menyiapkan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mencegah potensi penularan cacar monyet itu. Singgih menyebut fasilitas kesehatan yang harus disiapkan seperti rumah sakit daerah milik Pemkot Yogyakarta dan 18 puskesmas di Kota Yogyakarta. Masyarakat diharapkan tidak panik, tapi mewaspadai jika muncul gejala-gejala cacar monyet agar memeriksakan diri.
“Itu( rumah sakit daerah dan puskesmas) akan jadi garda terdepan kita untuk memberikan layanan kesehatan. Silahkan masyarakat yang mempunyai keluhan, gejala-gejala menyerupai seperti cacar monyet dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat. Kita terus akan meningkatkan kewaspadaan ini,” tutur Singgih .
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani menjelaskan cacar monyet adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus cacar monyet. Penyakit cacar monyet masuk dalam kelompok zoonosis yaitu penyakit yang bisa ditularkan melalui hewan ke manusia atau sebaliknya. Namun sekarang, penularan cacar monyet sudah banyak berkembang antar manusia. Diharapkan penularan cacar monyet tidak sampai ke Yogyakarta.
“Secara klinis, gejala-gejalanya (penyakit cacar monyet) hampir sama dengan cacar air. Hanya bedanya kalau yang cacar monyet ini ada lesi cacar berupa benjolan berisi air atau nanah. Juga ada pembesaran kelenjar getah bening,” terang Emma.
Dia menyatakan penularan penyakit cacar monyet ini melalui sentuhan dengan orang maupun hewan yang terkena cacar monyet. Penularan juga bisa melalui udara saat berbicara tatap muka dan berhubungan seks dengan orang yang terkena cacar monyet. Oleh sebab itu untuk mencegah cacar monyet hindari perilaku seks dengan banyak pasangan dan jangan berhubungan seks dengan pasangan yang menunjukan gejala ruam di kulit.
“Karena virus jadi bisa menular lewat udara, sehingga untuk pencegahannya yang utama sebetulnya penggunaan masker. Tidak hanya untuk Covid-19, tapi semua penyakit. Tiga M (memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan menjaga jarak) juga masih bisa dilakukan. Kalau memasak daging dianjurkan harus benar-benar matang. Yang utama adalah perilaku hidup bersih dan sehat,” jelasnya.
Emma menyampaikan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta sudah melakukan upaya dengan promosi kesehatan dan pembekalan kepada dokter terkait cacar monyet. Termasuk melakukan penguatan surveilans dengan penguatan sistem kewaspadaan dini dan respon untuk penemuan seseorang yang mempunyai kriteria kasus cacar monyet melalui puskesmas dan rumah sakit.
Selain itu penguatan surveilans berbasis masyarakat yang dikelola oleh surveilans di 45 kelurahan di Kota Yogyakarta. “Petugas surveilans ini pengamatan terus menerus secara aktif untuk mengumpulkan informasi, berita, rumor terkait kasus penyakit di masyarakat. Termasuk cacar monyet ini dilakukan secara rutin,” tandas Emma. (Tri)