Pemkot Dukung Pelestarian Sumbu Filosofi untuk Peningkatan Ekonomi Sosial Masyarakat
Bantul - Pemkot Yogyakarta resmi lakukan penandatanganan kesepakatan bersama dengan Pemda DIY, Pemkab Bantul dan Kasultanan Ngayogyakarta Hadiningrat tentang kerja sama Pengelolaan Warisan Dunia Sumbu Filosofi Yogyakarta pada Kamis (2/11) di Grand Rohan.
Kerja sama tersebut ditandatangani oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya, Sekretaris Daerah DIY Beny Suharsono, Sekretaris Daerah Kabupaten Bantul Agus Budi Raharja dan GKR Condrokirono yang secara kolektif menyepakati penguatan pelestarian The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks.
Aman Yuriadijaya mengatakan, Pemkot Yogyakarta menjadi bagian dari satu kesatuan yang memberikan dukungan, juga komitmen dalam menjaga kelestarian Sumbu Filosofi sebagai warisan budaya dunia.
“Sesuai yang telah kami sepakati bersama, banyak hal yang menjadi titik tekan terkait penguatan upaya pelestarian Sumbu Filosofi. Mulai dari urusan kebudayaan, pariwisata, ekonomi juga sosial masyarakat yang semuanya akan bermuara pada menjaga keaslian Sumbu Filosofi itu sendiri,” katanya.
Sebagian besar wilayah yang menjadi bagian dari Sumbu Filosofi adalah Kota Yogyakarta, di mana 5 wilayah kemantrennya yaitu Mantrijeron, Kraton, Danurejan, Gedongtengen dan Jetis dilewati oleh garis imajiner Sumbu Filosofi, yang membentang dari Panggung Krapyak, Keraton, sampai Tugu Pal Putih.
Di sisi lain Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X menyampaikan, kerja sama yang terjalin antara pemerintah pusat, Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, Pemkab Bantul, dan masyarakat dalam melestarikan Sumbu Filosofi atau The Cosmological Axis of Yogyakarta and Its Historic Landmarks dapat semakin erat dan terpadu.
“Saat ini Pemda DIY, Pemkot Yogyakarta, dan Pemkab Bantul bekerja sama dengan berbagai pihak, sedang menyiapkan sejumlah regulasi untuk mendukung penguatan pelestarian di lingkungan Sumbu Filosofi Yogyakarta. Termasuk pengendalian pembangunan yang lebih efektif, terarah, guna lahan yang lebih tepat, pengaturan transportasi ramah lingkungan, dan penataan aktivitas keseharian di kawasan tersebut,” ungkap Sri Sultan.
Lebih lanjut Sri Sultan mengutarakan, penetapan Sumbu Filosofi Yogyakarta sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO, juga ditindaklanjuti dengan tahapan pengelolaan yang distrukturkan dalam agenda Satu Aksi Sumbu Filosofi Budaya Yogyakarta Mendunia atau Si Sufi Jogja, melalui pengelolaan kawasan terpadu berbasis pemberdayaan budaya dan ekonomi masyarakat. (Jul)