Transisi PAUD Menuju SD Tak Boleh Bebani Anak
Umbulharjo - Implementasi kurikulum merdeka belajar pada masa transisi PAUD ke Sekolah Dasar, tenaga pendidik harus mampu membuat proses pembelajaran yang menyenangkan.
Hal itu dikatakan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Sarmin, pada Senin (6/11) di Auditorium Arjuna Balaikota, pada kegiatan Bimbingan Teknis Transisi PAUD ke SD Menyenangkan kepada 120 Tenaga Pendidik dari 48 TK PKK Kota Yogya.
Menurutnya masa transisi PAUD ke SD menjadi penting dalam mempersiapkan generasi emas 2045. Sebab pendidikan awal adalah masa untuk menanamkan fondasi dalam menumbuhkan kecerdasan anak secara menyeluruh. Sekitar 20 tahun lagi anak-anak itulah yang akan menjadi generasi penerus bangsa Indonesia.
“Melalui pendidikan usia dini inilah anak-anak akan diberikan pendidikan dasar tidak hanya pada aspek kognitif saja, tapi secara menyeluruh yang juga mencakup aspek afektif dan psikomotorik. Untuk itu proses pembelajaran juga harus dibuat dengan menyenangkan, agar anak bisa tumbuh dengan kemampuan berimbang antara teori konsep dan praktiknya,” jelasnya.
Sejalan dengan itu Pj Ketua TP PKK Kota Yogyakarta Atik Wulandari menyampaikan, untuk mewujudkan masa transisi PAUD ke SD menyenangkan, pembelajaran dilakukan dengan cara bermain, dan tidak membebani anak pada materi baca, tulis dan hitung.
“Ketika proses pembelajaran dilakukan dengan menyenangkan, saat terjadi perpindahan anak dari TK masuk ke SD harapannya akan terjadi transisi yang halus, tidak langsung dihadapkan pada konsep yang berat, supaya anak tidak merasa terbebani,” ujarnya.
Sementara itu perwakilan dari Balai Penjaminan Mutu Pendidikan Kemendikbud Ristek Dwi Widiyanti mengatakan, proses belajar mengajar di PAUD dan pendidikan dasar kelas awal harus selaras dan berkesinambungan, karena setiap anak memiliki hak untuk dibina agar mendapatkan kemampuan fondasi yang menyeluruh.
“Kemampuan fondasi yang perlu dikuatkan pada masa PAUD dan SD tahap awal mencakup nilai agama dan budi pekerti, keterampilan sosial dan bahasa, kematangan emosi yang cukup, pemaknaan belajar yang positif, pengembangan keterampilan motorik dan perawatan diri, serta kematangan kognitif yang cukup,” terangnya.
Keenam fondasi pendidikan tersebut, lanjut Dwi, perlu dikuasai oleh anak dan diajarkan oleh satuan pendidikan, serta dibangun secara berkelanjutan mulai dari PAUD hingga SD agar anak tidak memiliki persepsi bahwa sekolah hanyalah belajar mengenai baca, tulis dan hitung. (Jul)