Hadapi Nataru Pemkot Yogya Pastikan Stok Pangan Tersedia   

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta memastikan stok pangan tersedia untuk menghadapi libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023-2024. Termasuk potensi peningkatan permintaan kebutuhan pangan di masa kampanye pemilu. Stok pangan terutama beras dipastikan tersedia cukup karena sampai kini suplai beras sudah melebihi dari kebutuhan beras di Kota Yogyakarta.

Menurut Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi seluruh pangan yang diampu Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) dipastikan stok tersedia. Misalnya beras, gula pasir dan telur ayam. “Stok pangan atau ketersediaan pangan di Kota Yogyakarta sampai akhir tahun Insya Allah cukup,” kata Sukidi, Senin (13/11/2023).

Dia menyatakan ketersediaan atau stok pangan di Kota Yogyakarta dilakukan dengan cadangan pangan, kegiatan bantuan pangan dan gerakan pangan murah. Sampai tahun 2023 Pemkot Yogyakarta sudah memiliki cadangan beras mencapai sekitar 65,05 ton yang disimpan bekerja sama dengan PT Tarumartani.

Masyarakat membeli kebutuhan pangan dengan harga lebih murah pada kegiaan Gerakan Pangan Murah di Kemantren Kotagede. 

Untuk kegiatan bantuan pangan dan gerakan pangan murah sudah diadakan di kemantren-kemantren di Kota Yogyakarta. Bantuan pangan menyasar keluarga penerima manfaat yang sudah terdata di Kementerian Sosial. Sedangkan gerakan pangan murah untuk masyarakat umum penduduk Kota Yogyakarta.

Selain itu suplai beras sudah melebihi rata-rata kebutuhan beras di Kota Yogyakarta, sehingga ada stok. Sukidi menyebut kebutuhan beras di Kota Yogyakarta dalam seminggu mencapai sekitar 1.164 ton. Sedangkan suplai beras ke Kota Yogyakarta dalam seminggu sekitar 1.504 ton.

“Jadi masih ada stok. Soal harga (beras) tidak turun-turun kami tidak bisa terlalu mengintervensi. Tapi untuk stok barang kami bisa, aman dan sangat aman,” tambahnya.

Dokumentasi foto kegiatan pemantauan ketersediaan dan kualitas cadangan beras Pemkot Yogyakarta di gudang mitra pengelola di Berbah Sleman. 

Sukidi menegaskan untuk cadangan beras Kota Yogyakarta sampai  sekarang belum digunakan. Cadangan beras digunakan saat situasi pangan sangat kritis. Misalnya saat terjadi bencana alam dan rawan pangan kronis karena kemiskinan maka cadangan beras Pemkot Yogyakarta dapat digunakan. Hal tersebut sesuai dengan pengelolaan cadangan beras yang diatur dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 22 Tahun 2019 tentang cadangan beras Pemkot Yogyakarta.

“Cadangan beras belum kita pakai. Ketika memang situasinya sangat kritis itu kita keluarkan. Selama belum kritis, masih bisa kita atasi dengan bantuan pangan dan gerakan pangan murah bekerja sama dengan Bapanas,” papar Sukidi.

Untuk mengantisipasi peningkatan kebutuhan pangan, Pemkot Yogyakarta menjalin kerja sama dengan beberapa daerah. Sukidi menyampaikan untuk kebutuhan beras Pemkot Yogyakarta bekerja sama dengan pemerintah daerah lain antara lain Delanggu, Klaten, Sukoharjo dan Purworejo. Termasuk yang terbaru penjajakan kerja sama dengan Pemerintah Kabupaten Kulonprogo untuk suplai beras. Untuk bawang merah, telur, daging ayam dan cabai kerja sama dengan Sleman dan Bantul.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo (tengah) didampingi Plt Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kota Yogyakarta, Sukidi (kanan) menyapa warga yang membeli kebutuhan pangan pada kegiatan Gerakan Pangan Murah di Kemantren Kotagede.

“Kota Yogyakarta memiliki 25 hektar sawah dengan luasan yang hanya kecil-kecil. Itu tidak mungkin kita memproduksi sendiri untuk kebutuhan masyarakat. Yang bisa kita lakukan untuk mengantisipasi itu adalah kerja sama dengan daerah-daerah penyangga,” tuturnya.

Sebelumnya Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengingatkan kondisi el-nino yang panjang, masa kampanye serta libur Natal dan Tahun Baru membuat permintaan kebutuhan pangan meningkat, sehingga harus diantisipasi. Salah satunya bisa menjalin kerja sama dengan daerah lain yang memiliki stok pangan.

“Sebentar lagi masa kampanye, biasanya permintaan kebutuhan pokok meningkat karena untuk bantuan-bantuan. Ini juga harus diantisipasi. Jangan sampai terjadi inflasi, maka pasokan harus dijaga. Cadangan beras, Bulog dan beberapa produsen harus kita pantau terus. Kalau misal kekurangan stok kita bisa berkolaborasi dengan daerah lain,” pungkas Singgih. (Tri)