KOTA JOGJA MERINTIS KAWASAN LAYAK PEJALAN KAKI

Untuk pertama kalinya sejak gagasan Yogyakarta sebagai kota ramah pejalan kaki (walkability city) digaungkan, Jalan Hayam Wuruk di wilayah Kecamatan Danurejan dijadikan kawasan ramah pejalan kaki. Berbagai elemen masyarakat dan Pemerintah Kota Yogyakarta, Minggu (10/6) pagi melakukan aksi bersih-bersih dan penataan trotoar di sepanjang sisi Timur Jalan Hayam Wuruk, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi rintisan Kota Yogyakarta menuju kota yang layak bagi pejalan kaki (walkability city).

Camat Danurejan Octo Noor Arafat mengatakan untuk menjadikan trotoar layak bagi pejalan kaki membutuhkan peran serta dari berbagai pihak, baik masyarakat, komunitas, pedagang kaki lima, pengusaha tepi jalan, lintas instansi terkait dan lain-lain. Pasalnya, selain digunakan oleh pejalan kaki, banyak pula pedagang kaki lima yang memanfaatkan area trotoar untuk berjualan.

"Menjadikan Jalan Hayam Wuruk menjadi daerah layak bagi pejalan kaki tidak bisa dilakukan secara instan. Butuh komitmen dan konsistensi. Target kita paling tidak mempersiapkannya, sehinggga tiga tahun kawasan ini benar-benar menjadi contoh nyata kawasan yang ramah pejalan kaki" ujar Octo. Untuk penanganan PKL dilakukan dengan cara pendekatan secara persuasif. Mereka akan diajak secara sadar dan terus menerus untuk memahami fungsi trotoar yaitu untuk pejalan kaki sehingga mereka mau menata diri dan berbagi dengan pejalan kaki. Meskipun digunakan untuk PKL, para pejalan kaki harusnya masih memiliki ruang untuk berjalan kaki, minimal pejalan kaki bisa berpapasan saat berjalan kaki.

Dalam penataan tersebut langkah persuasif dikedepankan sehingga harapannya PKL dan komunitas setempat akan turut menjaga keberlanjutan gerakan dimaksud. Nantinya, jika ada pelanggaran, PKL akan mendapatkan teguran dari komunitas PKL sendiri. Jika masih melanggar, pihaknya akan menyurati. Namun, jika tetap saja melanggar, Dinas Ketertiban yang akan melakukan tindakan untuk menertibkan. Ia mencatat, jumlah PKL di Kecamatan Danurejan ada sekitar 200. Untuk wilayah Jalan Hayam Wuruk yang panjangnya sekitar 1 kilometer ada 130 PKL. Saat peluncuran trotoar Jalan Hayam Wuruk sebagai rintisan kawasan ramah bagi pejalan kaki, para PKL dan komunitas masyarakat setempat akan melakukan deklarasi untuk mendukung program tersebut.

Direktur Walhi DIY Suparlan, yang hadir dalam aksi tersebut mengungkapkan untuk mewujudkan Walkability City yang terpenting adalah komunikasi. "Membuat ramah pejalan kaki bukan berarti dengan menggusur PKL, tetapi mereka butuh ditata," ungkapnya. Dari pendataan Walhi Yogyakarta, hanya 10% trotoar di Kota Yogyakarta yang layak bagi pejalan kaki dari sekitar 32,5 kilometer yang terdata.
 
Sedangkan Kepala Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota Yogyakarta Ir. Eko Suryo Maharsono,MM berharap kawasan lain juga akan segera mengikuti langkah Jalan Hayam Wuruk yang telah dirintis sebagai kawasan ramah bagi pejalan kaki. Namun demikian, ia juga berharap ada peningkatan kesadaran masyarakat untuk memiliki budaya berjalan kaki, sehingga fungsi trotoar bisa optimal.

Hadir dalam kesempatan launching dan aksi tersebut Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Yogyakarta, Yulia Rustiyaningsih,SIP, MAP. Ia berharap kawasan Jalan Hayam Wuruk nantinya juga menjadi salah satu daya tarik wisata ke Yogyakarta mengingat bahwa di  sepanjang Jalan Hayam Wuruk cukup lengkap dengan berbagai sajian wisata kuliner dan menjadi penghubung Stasiun lempuyangan dengan Malioboro.