HARI ANTI NARKOBA INTERNATIONAL  DIPERINGATI DENGAN REFLEKSI

Hari  Anti Narkoba Internasional (HANI) diperingati Badan Narkotika  Kota Yogyakarta  (BNK) dengan menggelar malam refleksi hari anti narkoba Internsional. Malam refleksi yang digelar di nDalem Wironegaran, Senin,(25/06)  ini menghadirkan Ketua BNK  Imam Priyono (Wakil Walikota Yogyakarta) dan Ketua Karang Taruna Propinsi DIY, GKR Pembayun sebagai nara sumber.

 

Imam Priyono mengatakan Narkoba atau narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif merupakan salah satu bentuk kejahatan internasional yang menjadi masalah bersama. Indonesia sebagai negara yang merdeka telah menyatakan dengan jelas perang terhadap Narkoba.

 

Ditambahkan HANI (Hari Anti Narkotika Internasional) yang biasa diperingati setiap tanggal 26 Juni, pada setiap tahunnya pada hakekatnya  merupakan  bentuk penyadaran diri dan mawas diri tehadap resiko Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba. BNN (Badan Narkotika Nasional) telah mencanangkan Indonesia Bebas Narkoba 2015.

 

“Menanggapi pencanangan ini  BNK (Badan Narkotika Kota Yogyakarta) telah mengantisipasinya sejak 2004. BNK Yogyakarta telah membentuk dan menumbuhkan Kader anti Napza yang berbasis wilayah atau masyarakat yang kemudian menjadi CBN (Cegah Brantaz Narkoba). BNK juga membentuk Kader Peduli Napza pada Institusi Pendidikan yang dikoordinir melalui NCC (Napza Crisis Center) Kota Yogyakarta,” terang Imam Priyono.

 

Imam menambahkan, BNK sebagai lembaga yang berperan aktif dalam P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba) kini dalam kelembagaannya membagi peran serta ketugasan. NCC (Napza Crisis Center) yang fokus pada institusi pendidikan telah memberikan sosialisasi Bahaya dan Penyalahgunaan Napza pada Siswa SMP dan SMA se-Kota Yogyakarta. Sementara, CBN (Cegah Berantas Narkoba) yang fokus pada masyarakat telah memberikan sosialisasi kepada masyarakat Kota Yogyakarta secara menyeluruh.

 

Dalam upaya melaksanakan P4GN, BNK Yogyakarta secara terus menerus melakukan kegiatan  untuk mengatasi masalah tersebut. “GEBRAK atau Gerakan Berantas Narkoba dan GEGANA atau Gerakan Ganyang Narkoba, misalnya, merupakan  rintisan awal gerakan anti Narkoba berbasis masyarakat. Gerakan ini mulai tumbuh dan besar dikalangan pemuda Karangtaruna di kecamatan Tegalrejo dan Gondomanan. Dari gerakan inilah, tumbuh juga di 14 kecamatan yang lainnya. Maka, BNK mulai melakukan Pelatihan guna membentuk kader anti Narkoba berbasis masyarakat dengan rekrutmen 25 orang setiap kelurahan di Kota Yogyakarta,” tambah Imam.

 

Ketua BNK Yogyakarta itu menjelaskan, pada 2011 BNK telah mengalokasikan anggaran untuk kegiatan permasalahan Narkoba berupa Pelatihan Kader, Sosialisasi di Masyarakat (Asrama Mahasiswa, Tempat Ibadah, Kelurahan dan Kecamatan), sidak Pondokan, sidak tempat hiburan. Sedangkan di tahun 2012 ini, BNK telah mengalokasikan kegiatan untuk kader anti Narkoba berbasis masyarakat berupa fasilitasi sosialisasi di Kelurahan dan Kecamatan dengan segmen yang tersebar mulai Remaja, Ibu PKK, bapak, Pengurus RW dll. Beberapa Kecamatan telah terpapar Informasi Bahaya Penyalahgunaan Narkoba.

 

NCC telah melakukan sosialisasi secara berjenjang khusus pada Institusi Pendidikan. Pada tahun 2004 – 2008 semua SMA di Kota Yogyakarta telah tersosialisasi terkait bahaya Napza. Pada tahun 2009 -2011 semua SMP di Kota Yogyakarta telah tersosialisasi  terkait bahaya Napza. Pada tahun 2011 – 2012 NCC melakukan secara simultant terhadap siswa SMP dan SMA.

 

 

Imam menambahkan setelah peringatan HANI ini kegiatan Pelatihan kader anti Narkoba berbasis akan segera dilaksanakan. Imam berharap peserta yang hadir dari beberapa stakeholder dapat terlibat secara langsung untuk ikut dalam pelatihan yang akan diselenggarakan oleh BNK tersebut. Keterlibatan itu berarti pula sebagai wujud peran masyarakat secara tidak langsung seperti mendukung setiap kegiatan BNK yang diselenggarakan di wilayah setempat.

 

Pemunculan kegiatan, pemetaan potensi dan personil calon kader, penguatan kapasitas kader, penguatan kelembagaan, dukungan dana operasional lembaga kader, hingga pembentukan Gugus Tugas di setiap kecamatan merupakan strategi yang dibangun oleh BNK dalam pelibatan peran aktif masyarakat memerangi penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba.

 

“Oleh karenanya, upaya pemunculan kegiatan dan kader berbasis masyarakat ini perlu dan penting untuk didukung oleh segenap stake-holder di masyarakat. Dengan kebulatan tekad bersama, niat dan motivasi bersama, insyaallah perlawanan masif dari masyarakat terhadap penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba bisa dimulai dari Kota Yogyakarta. Dari Yogyakarta Untuk Indonesia,” harap Imam.

 

Sementara itu, Ketua Panitia Malam refleksi peringatan Hari Anti Narkotika Nasional Kota Yogyakarta Fipria Indria Mustika mengatakan kegiatan yang bertemakan Merajut Jejaring dalam Semangat Kebersamaan Menuju Kota tanpa Narkoba ini bertujuan memberi pemahaman kepada stakeholder terkait dengan permasalahan napza yang mengancam eksistensi dan ketahanan masyarakat. Kegiatan ini juga bertujuan untuk mempertemukan para stakeholder dan pemangku kebijakan dalam penangan masalah Napza di Kota Yogyakarta.

 

Acara ini dihadiri oleh barbagi kalangan dan stakeholder pemerhati permalahan napza, diantaranya CBN, NCC, Kader anti Napza sekolah, PKK, Mitra Keluarga, KNPI, Karangtaruna, Perwakilan Masyarakat, dan masyarakat pemerhati masalah Napza. Acara ini dihadiri pula  GKR. Pembayun, Kepala Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi  Kota Yogyakarta, Muhammad Sarjono, dan para pejabat terkait di lingkungan Pemkot Yogyakarta. (@mix)