Peduli Kebersihan Destinasi Wisata, Kemenparekraf Beri Pelatihan Pengolahan Sampah
Kraton-Penjabat Wali Kota Yogya, Singgih Raharjo menargetkan pada tahun 2024 Kota Yogya mandiri mengolah sampah. Hal tersebut diungkapkannya saat membuka pelatihan pengolahan sampah bagi warga yang digelar oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI.
"Di pertengahan tahun 2024 Insyaallah Kota Yogya mandiri mengolah sampah," ungkapnya di Ndalem Kaneman, Kamis (23/11/2023).
Singgih menuturkan untuk menekan volume sampah di Kota Yogya berbagai skema pun diterapkan oleh Pemkot Yogya seperti memaksimalkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) dan menjalin kerjasama dengan pihak swasta.
"Kota Yogya memiliki dua TPST, yakni TPST Karang Miri dan TPST 3R (Reuse, Reduce, Recycle) Nitikan," ungkapnya.
Dua TPST ini, lanjutnya, terus dimaksimalkan fungsinya, penguatan tersebut salah satunya dengan menambah mesin pengolah sampah dan menambah sumber daya manusia agar kapasitas pengolahan bisa meningkat.
Untuk kerjasama dengan pihak swasta, Singgih menjelaskan akan dimulai pada tahun 2024. Dari kerjasama tersebut nantinya akan mengurangi volume sampah sebesar 60-100 ton perhari.
“Dalan pengolahan sampah ini mereka (pihak swasta) menggunakan alat yang menghasilkan asap yang sedikit sehingga ramah lingkungan,” ungkapnya.
Alat ini, lanjutnya, bisa mengelola semua jenis sampah yakni organik, anorganik, dan sampah residu.
Tak sampai disitu, Pemkot Yogya juga terus mengedukasi masyarakat untuk melakukan pilah dan olah sampah dari sumbernya. Upaya ini untuk mengurangi volume sampah sehingga yang dikirim ke depo-depo adalah sampah residu.
“Semuanya harus berperan, selain solusi penanganan sampah, perubahan perilaku kita itu yang menjadi kunci utama. Sejatinya yang kami olah adalah sampah residu. Yang sudah tidak bisa diolah diserahkan ke kami dan akan kami olah, itu komitmen dari Pemkot Yogya,” tambahnya.
Terkait acara ini, Singgih sangat mengapresiasi dan menyambut baik. Menurutnya edukasi ini perlu diberikan sedini mungkin. Timbunan sampah yang tidak ditangani dengan baik akan berdampak pada lingkungan dan kesehatan masyarakat.
"Maka dari itu, sudah seyogyanya kita harus bekerja sama untuk dapat mencapai target nasional pengurangan sampah," ujarnya.
Sementara itu Ketua Tim Pengelolaan Sampah Kemenparekraf, Muhammad Nurdin mengatakan pelatihan ini merupakan bentuk kepedulian Kemenparekraf pada persoalan sampah di Kota Yogya yang akhir-akhir ini terjadi.
"Selain soal pengolahan sampah anorganik, Kemenparekraf juga turut mengedukasi soal potensi bencana yang bisa terjadi lantaran membuang sampah sembarangan," katanya.
Pihaknya mengatakan Kemenparekraf telah mengeluarkan aturan yang tertuang dalam Permenparekraf Nomor 5 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengelolaan Sampah Plastik di Destinasi Wisata Bahari.
Peraturan ini lantas diimplementasikan dengan program pendampingan pengelolaan sampah plastik di destinasi bahari.
"Upaya ini gencar dilakukan sejak 2021. Beberapa di antaranya dilakuakan di Danau Toba, Borobudur, Banyuwangi, Bali, Mandalika, hingga Labuan Bajo," tandasnya.
Salah satu peserta Mohammad Esperansa yang merupakan warga Kelurahan Bausasran mengatakan acara tersebut penting untuk digelar.
"Dengan pelatihan ini kami jadi mengetahui dan belajar bagaimana cara mengolah sampah yang baik dan benar," ungkapnya.
Ia pun mengaku telah melakukan pemilahan sampah secara mandiri di rumahnya. "Kalau sampah organik saya jadikan pupuk kompos dengan metode ember tumpuk dan biopori. Sementara sampah anorganik dikumpul di bank sampah," bebernya. (Han)