Seribu Penabuh Rebana Lantunkan Doa pada Puncak Hari Santri Nasional
Umbulharjo - Sebanyak 1.000 penabuh rebana atau penerbang dari 56 kelompok hadrah di Kota Yogyakarta warnai puncak peringatan Hari Santri Nasional melalui Hadrah Kolosal pada Sabtu (25/11) malam di Lapangan Balai Kota.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, kegiatan tersebut menjadi kali pertama terselenggara di Balai Kota, yang diharapkan dapat semakin membawa semangat santri dalam menimba ilmu juga memberikan manfaat kepada masyarakat dan lingkungan sekitar.
"Ini juga menjadi bagian dari ajang silaturahmi, untuk semakin mempererat persaudaraan dan semakin menambah kecintaan pada Kota Yogyakarta, saling mendoakan agar masyarakatnya tetap rukun, damai dan sejahtera," katanya.
Pihaknya juga menyampaikan, momen silaturahmi tersebut harapannya juga menjadi media untuk memperkuat kerukunan, di mana sebentar lagi masa kampanye pemilu 2024 akan dimulai pada 28 November sampai 10 Februari.
"Sebentar lagi kita akan memasuki masa pesta demokrasi terbesar, atas nama Pemkot Yogyakarta, kami menghimbau dan mengharap agar kita bisa saling menghormati dan menghargai pendapat orang lain. Pilihan boleh berbeda, tapi kerukunan harus terus dijaga dan siapapun yang akan menjadi pemimpin nantinya harus kita dukung bersama," sampainya.
Singgih juga berpesan, agar secara bersama-sama mampu menjaga suasana kondusif kehidupan bermasyarakat di Kota Yogyakarta. Dimulai dari lingkup keluarga, wilayah tempat tinggal juga lingkungan dalam cakupan lebih luas.
Sementara itu Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama Kota Yogyakarta Yazid Affandi menyampaikan, kegiatan hadrah kolosal tersebut menjadi bagian dari instrumen dakwah para santri dalam menanamkan nilai agama dan mengajak pada kebaikan melalui tradisi dan budaya.
"Dengan bersholawat bersama, melantunkan doa dan syair untuk mengajak pada kebaikan ini merupakan kontribusi para santri untuk masyarakat, agar terus menjaga keharmonian dan kerukunan, apalagi pada momen kontestasi politik saat ini," terangnya.
Pemuda dari Kelompok Hadrah Kemantren Mantrijeron Syahdan dan Ahmet mengungkapkan, acara besar tersebut menjadi pemantik agar kegiatan keagamaan di wilayah bisa semakin aktif, terutama agar para anak muda makin terlibat.
"Kalau di wilayah ada kegiatan hadrah rutin 35 hari sekali yaitu setiap malam senin pahing. Untuk acara besar seperti Ini sangat positif ya, dan belakangan antusiasme jemaah majelis sholawat termasuk anak muda sangat bagus, harapannya kegiatan keagamaan besar dapat terus bertambah dan berkelanjutan," ungkap mereka. (Jul)