Pariwisata Berkualitas Tetap Libatkan Masyarakat dan Produk Lokal
Umbulharjo – Jumlah kunjungan wisatawan ke Kota Yogyakarta tahun 2022 mencapai 7,4 juta orang. angka tersebut naik 500 persen dari total kunjungan di tahun 2021, diikuti dengan pertumbuhan nilai ekonomi pariwisata sebanyak Rp 5 Triliun.
Menanggapi tren positif pertumbuhan ekonomi pariwisata tersebut Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengatakan, saat ini tengah dirumuskan strategi pengembangan quality tourism atau pariwisata berkualitas, untuk semakin menambah dampak ekonomi pada masyarakat melalui sektor pariwisata.
“Bicara soal quality tourism bukan berarti seketika meninggalkan mass tourism, tapi bagaimana dalam masa pengembangan tersebut akan melihat lebih dalam siapa ceruk pasar yang akan disasar dan bagimana dampaknya pada peningkatan ekonomi masyarakat,” ujarnya dalam Workshop Pengembangan Pariwisata Berkualitas pada Kamis (30/11) di Ruang Yudistira Balai Kota.
Menurutnya pengembangan pariwisata berkelanjutan, yang pada dasarnya merupakan upaya bagaimana membuat wisatawan lebih lama menghabiskan waktu dan belanja di Kota Yogyakarta, harus melibatkan lintas sektor termasuk kampung wisata yang punya banyak potensi menjadi daya tarik memperkuat pariwisata berkualitas.
“Setiap tempat di Yogyakarta adalah destinasi, tinggal bagaimana kita membuat narasi dari berbagai sudut pandang yang ada, bisa dari sejarah, budaya, ataupun arsitektur dan tata kota. Sehingga produk dan jasa yang ditawarkan untuk membuat wisatawan makin lama tinggal harus dipastikan kualitasnya,” katanya.
Sejalan dengan itu Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Yogyakarta Agus Tri Haryono menyampaikan, nilai ekonomi pariwisata tumbuh 14,21 persen yang juga diikuti dengan meningkatnya lama tinggal wisawatan selama 1,86 hari atau sekitar 22,37 persen.
“Pencapaian tersebut diperoleh dari adanya kolaborasi terpadu lintas sektor yang juga diikuti dengan raihan skor kepuasan wisatawan 85,58 persen, serta Yogyakarta menjadi kota pilihan nomor satu masyarakat Indonesia untuk berwisata berdasarkan survei Good Stats 2023. Kondisi positif ini perlu dimanfaatkan untuk percepatan akselerasi pengembangan pariwisata berkualitas, yang juga masuk dalam dokumen Rencana Pembangunan Daerah atau RPD 2023 hingga 2026,” terangnya.
Pihaknya menyatakan strategi pengembangan pariwisata berkualitas, diharapakan bisa mendorong pembangunan pariwisata yang lebih bernilai baik secara ekonomi, sosial, budaya juga lingkungan. Dengan mengedepankan peningkatan layanan dan produk lokal serta keterlibatan masyarakat.
“Pariwisata berkualitas harus memenuhi tiga kriteria utama yaitu memenuhi standar pelayanan pariwisata, adanya belanja wisatawan yang tinggi terhadap produk dan layanan lokal, serta penghargaan pada nilai sosial budaya dan lingkungan masyarakat. Untuk itu keterlibatan lintas perangkat daerah juga masyarakat dan pelaku usaha pariwisata menjadi sangat penting untuk proses akselerasi tersebut,” sampainya.
Sementara itu salah satu pelaku usaha pariwisata Hairullah Gazali mengungkapkan, pariwisata berkualitas dalam pengembangannya Pemkot berperan dalam memperkuat usaha pariwisata baik dari standarisasi usaha juga sumber daya manusia, serta memperkuat peranan asosiasi profesi dan masyarakat dalam penguatan industri pariwisata.
“Perlu dilakukan penguatan juga integrasi antara pariwisata dan budaya, termasuk optimalisasi kampung wisata dibarengi dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia, akomodasi serta produk dan jasa yang ditawarkan,” ungkapnya. (Jul)