Tingkatkan Pelayanan Masyarakat, Pemkot Yogya Terus Dorong ASN Lakukan Inovasi
Jetis-Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta terus mendorong Aparatur Sipil Negara (ASN)-nya melakukan berbagai inovasi guna meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat. Salah satu upaya tersebut dengan menggelar bimbingan teknis (bimtek) manajemen pemerintahan daerah di era transformasi digital.
Kepala Badan Kepegawaian Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kota Yogya, Dedi Budiono dalam sambutannya mengatakan bimtek ini untuk memberikan motivasi para ASN agar mereka dapat terus melakukan berbagai inovasi terutama inovasi dibidang teknologi digitalisasi.
"Transformasi ini tidak hanya sekadar perubahan namun juga menciptakan landasan baru untuk pelayanan publik yang lebih efisien dan responsif," katanya di Hotel Tentrem, Selasa (5/12/2023).
Dalam bimtek ini ASN diajak untuk mengasah keterampilan digital mereka agar dapat memanfaatkan teknologi dengan lebih efektif.
"Ini termasuk pemahaman mendalam tentang perangkat lunak, platform digital, dan alat bantu kerja yang dapat meningkatkan produktivitas," ujarnya.
Hadir dalam acara tersebut Sekda Kota Yogya, Aman Yuriadijaya. Ia pun menyambut baik acara ini. Menurutnya bimtek ini menjadi momentum penting untuk membimbing ASN agar mereka dapat memahami dan memanfaatkan perubahan teknologi secara maksimal.
Aman berharap melalui bimtek ini seluruh ASN Pemkot Yogya dapat melihat transformasi digital sebagai peluang untuk meningkatkan kinerja dan memberikan pelayanan publik yang lebih baik kepada masyarakat.
"Transformasi digital bukan hanya kebutuhan, tetapi juga peluang untuk meningkatkan profesionalisme dan dampak positif bagi lingkungan kerja dan masyarakat," tandasnya.
Dalam bimtek ini juga menghadirkan pemateri terkemuka di bidang teknologi dan manajemen sumber daya manusia. Salah satunya adalah Ignatius Jonan.
Dalam materinya, Mantan Menteri Perhubungan dan Mantan Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini mengatakan kunci transformasi digital adalah memberikan visi baru serta mendorong perubahan di organisasi karena pada dasarnya manajemen adalah meyakinkan orang melakukan hal yang tidak ingin menjadi ingin.
Ia memberikan contoh transformasi yang dilakukan oleh KAI yang dirasakan oleh masyarakat saat ini juga tidak terlepas dari transformasi digital.
Jonan menyebut bahwa selama dirinya memimpin KAI pada tahun 2009-2014, salah satu tantangan transformasi digital yang dihadapi adalah tantangan dalam bentuk kultur.
"Digitalisasi seringkali tidak berhasil secara sempurna atau bahkan gagal. Hal itu terjadi lantaran kulturnya tidak disiapkan dengan baik," bebernya.
Ia mengungkapkan satu tantangan KAI pada waktu itu adalah bagaimana mengatur supaya tidak ada calo di stasiun. "Dalam mengatasi persoalan tersebut tidak bisa jika tidak menggunakan digital. Akhirnya, tercetuslah pembelian tiket secara online," ungkapnya.
Dengan transformasi digital tersebut, lanjutnya, bisa menghapus adanya percaloan dan membuat stasiun menjadi lebih ramah bagi masyarakat.
"Digitalisasi ini akan berdampak pada banyak hal seperti stabilitas organisasi, peranan setiap orang yang berada di organisasi, termasuk juga kepada stakeholder yang terkait," ujarnya. (Han)