Wujudkan Pembangunan  Kota Yogya Berbasis Pengurangan Risiko Bencana

 


 

Pakualaman - Dalam penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) harus mampu memberikan arah pedoman dalam perumusan kebijakan dan mengatur pelaku serta penanggung jawab program penanggulangan bencana serta tercantum panduaan koordinasi bagi multipihak di Kota Yogyakarta.

 

Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta Aman Yuriadijaya pada acara Seminar Akhir Rencana Penanggulangan Bencana (RPB) di Hotel Jambuluwuk, Rabu (6/12).

 

“Penanggulangan bencana adalah integrasi antar kepentingan sektor dan lembaga, sehingga hal ini menjadi tanggung jawab bersama. RPB harus disimak dan dipahami oleh seluruh sektor, sehingga paham peran masing-masing dan tidak saling menyalahkan satu sama lain jika ada kesalahpahaman antar sektor,” tuturnya.

 

Pihaknya menyebutkan dalam penanggulangan bencana bukan sesuatu hal yang mudah, namun semangat menguatkan ekosistemnya melalui kolaborasi antar sektor. Menurutnya, dalam kolaborasi multipihak ini membutuhkan chemistry saling memahami dan melengkapi yang kuat.

 

“Kita berada dalam satu ekosistem yg sama, oleh karenanya kita bicara pelembagaan yaitu proses integrasi antar sektor. Proses bisnis dalam RPB harus dikonstruksikan secara jelas siapa sasaran utama, siapa yg menjadi penanggung  jawab utama, pendukung dan manajemen apa yang dilakukan jika terjadi bencana,”  ujar Aman.

 

Seminar Akhir Rencana Penanggulangan Bencana Kota Yogyakarta 2023

 

Sementara itu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta, Nur Hidayat menjelaskan penyusunan rencana penanggulangan bencana bertujuan terwujudnya pembangunan Kota Yogyakarta yang unggul dan berkelanjutan, berbasis pada pengurangan risiko bencana.

 

“Masing-masing perangkat daerah maupun masing-masing kelompok masyarakat harapannya nanti juga menyusun suatu rencana penanggulangan secara internal. Dari masing-masing ini dengan berbagai program dan kegiatannya dan RPB yang ada di Kota Yogyakarta mudah-mudahan ketika terjadi bencana, penanganan akan apa berbeda dan tertata dengan baik serta resikonya sekecil-kecilnya baik korban maupun material,”  ungkapnya.

 

Pihaknya menyebutkan kecenderungan bencana yang dapat terjadi di Kota Yogyakarta antara lain cuaca ekstrim, gempa bumi, kekeringan dan kegagalan teknologi. Berdasarkan isu yang berkembang, tersusun beberapa rekomendasi program kegiatan prioritas antara lain penguatan organisasi relawan dan Kampung Tanggap Bencana dalam penanggulangan bencana, pengembangan pariwisata tangguh dan penguatan ekonomi masyarakat daerah rawan rencana, mitigasi struktural banjir genangan, sungai maupun longsor tebing sungai, pengembangan sistem cadangan pangan dalam kondisi darurat bencana.

 

“Selama ini kan peran perangkat daerah yang belum maksimal. Jadi, dengan tersusunnya RPB akan terciptanya kegiatan dan program yang nyata sehingga penanganannya dapat terpola dan terkondisikan dengan baik. Contohnya kalau banjir, untuk kebutuhan yang putri-putri itu bagaimana, kebutuhannya siapa yang menangani  dan memenuhi sudah jelas,” tutur Nur Hidayat.

 

Seminar Akhir RPB di Hotel Jambuluwuk, Rabu (6/12)

 

Kepala Bidang Infrastruktur Telematika Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian Kota Yogyakarta Tutiek Susiatun membeberkan perangkat daerahnya telah menyusun program kegiatan mitigasi bencana. Sebagai perangkat daerah yang memiliki ketugasan di bidang teknologi dan data sentral dalam pemerintahan, pihaknya mengungkapkan telah mempersiapkan mitigasi terkait tempat objek vital telah terpasang alat pemadam khusus FM200 Fire Suppression. Yaitu perangkat sistem pendeteksi dini dan perangkat sistem penindakan yang mampu bekerja secara bersamaan dan secara otomatis.

 

“KOMINFO bisa dibilang mempunyai area strategis, untuk infrastruktur itu memang terpusat di kominfo sehingga untuk mitigasi bencana pun memang sedari awal memang sudah kita persiapan seperti yang pernah kita lakukan di tahun kemarin kita sudah melakukan simulasi bencana alam khususnya untuk bahaya kebakaran. Mulai memberikan petunjuk-petunjuk tentang jalur evakuasi. Kemudian untuk peralatan kebencanaan seperti APAR sudah ada kita pasang. Serta peringatan dini khususnya terkait tempat vital karena data senter ada pada kita sudah terpasang,” tambahnya. (Chi)