HUT GOW Ke-72 Sampaikan Edukasi Kesehatan Cegah Kanker Serviks
UMBULHARJO - Berdasarkan data World Health Organization (WHO) Tahun 2018 penyebab kematian nomor dua di Indonesia yang menimpa perempuan adalah kanker leher rahim atau kanker serviks.
Untuk itu, dalam upaya menanggulangi adanya kanker serviks pada perempuan khususnya di Kota Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) dan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) menggelar kegiatan Edukasi Kanker Serviks dan Pap Smear di Ruang Kunthi Gedung PKK Balaikota Yogyakarta, Rabu (6/12).
Kegiatan ini diikuti perwakilan organisasi perempuan yang tergabung di GOW dalam rangka peringatan HUT Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Ke-72 sekaligus sebagai peringatan Hari Ibu Ke-95 dengan mengundang narasumber Spesialis Obstetri dan Ginekologi dr. Estya Dewi Widasari, Sp OG dan General Manager Prodia Kota Yogyakarta Rohimatul Hayati dalam memberikan edukasi dan pencegahan kanker serviks.
Pada kesempatan ini, peserta diberikan vasilitas berupa cek gula darah, tensi, kolesterol secara gratis.
Ketua GOW Kota Yogyakarta Atik Wulandari mengatakan, terima kasih dan apresiasi kepada para perempuan khususnya di Kota Yogyakarta yang telah memberikan dedikasinya untuk kesejahteraan keluarga. Sehingga perempuan menjadikan keluarga yang sehat dan sejahtera.
Selain itu, kegiatan ini menjadi salah satu pencegahan dan penanganan yang penting diketahui oleh perempuan khususnya di Kota Yogyakarta, agar terhindar dari kanker serviks dengan melakukan pemeriksaan secara rutin melakukan skrining kanker serviks secara berkala.
“Sebagai perempuan ingin terhindar dari penyakit tersebut. Sehingga harus mengetahui gejalanya untuk mendeteksi secara dini. Jika belum ditemukan, setidaknya ini menjadi ilmu yang harus diketahui dan diperhatikan, agar tidak ada yang mendapati penyakit kanker serviks di Kota Yogyakarta,”ujarnya.
Ia berharap, dengan edukasi yang diberikan harapannya perempuan khususnya di Kota Yogyakarta lebih peduli tentang kesehatan pribadi, agar dapat memberikan generasi yang sehat dan tangguh.
“Kita berharap para perempuan ini peduli pada kesehatan pribadinya, dan menularkan informasi ini kepada orang lain. Sehingga angka kejadian kanker serviks bisa dicegah,”jelasnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pemberdayaan Perlindungan Perempuan DP3AP2KB Kota Yogyakarta, Ria Rinawati mengungkapkan, sampai saat ini pemerintah terus memberikan upaya pemberdayaan perempuan melalui GOW. Sehingga di tahun berikutnya perempuan di Kota Yogyakarta mampu meningkatkan kemampuannya dan dapat bersaing di era modern saat ini serta menjadikan perempuan Kota Yogyakarta lebih berdaya dan mandiri.
Dimana tahun 2022 tercatat sebanyak 38 kasus penderita kanker serviks pada perempuan yang ditemukan di Kota Yogyakarta.
Untuk itu, diharapkan para perempuan dapat melakukan pencegahan dengan cara deteksi dini melalui program kesehatan di Puskesmas dengan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) yang bisa dilakukan untuk deteksi dini kanker serviks.
Selain itu, deteksi dini bisa dengan melakukan vaksinasi Human Papillomavirus atau HPV pada anak sekolah perempuan kelas 5 dan 6 SD.
Ia berharap, tidak hanya perempuan yang sudah menikah yang menjadi target pencegahan dan penanganan penyakit kanker serviks dan pap smear di Kota Yogyakarta. Namun lansia juga lebih diperhatikan dan menjadikan Kota Yogyakarta terhindar dari penyakit kanker serviks.
“Ini salah satu bentuk perhatian GOW terhadap pencegahan dan penanganan penyakit kanker serviks di Kota Yogyakarta. Semoga mampu menjadikan perempuan Kota Yogyakarta lebih berdaya dan mandiri,”jelasnya
Salah satu peserta yang merupakan Anggota Majelis Kesehatan Pimpinan Daerah Aisyiyah kota Yogya, Tri Subandiyah berterima kasih dengan diberikannya edukasi kanker serviks.
Pihaknya berharap, edukasi ini terus dilakukan bahkan hingga ke wilayah. Sehingga perempuan di Kota Yogyakarta lebih peduli pentingnya pengetahuan pencegahan dan penanganan kanker serviks.
“Untuk membantu melindungi diri dari bahaya kanker serviks ini memang edukasi dan sosialisasi sangat diperlukan, bahkan hingga ke wilayah. Sehingga perempuan yang belum menikah pun tau pencegahannya,”ungkapnya. (Hes)