Warga Mangkuyudan Panen Biopori Jumbo Hasilkan Satu Ton Pupuk Organik

MANTRIJERON - Sebanyak 1 ton biopori jumbo yang dikelola oleh Kelompok Wanita Tani (KWT) Subur Makmur Lestari RW 5 Kampung Mangkuyudan, Kemantren Mantrijeron Yogyakarta dipanen langsung oleh Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo didampingi Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto, Kamis (7/12).
Hasil panen ini merupakan pengumpulan limbah rumah tangga selama satu tahun sejak tanggal 1 Januari 2023 hingga 7 Desember 2023.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo mengucapkan, selamat dan apresiasi kepada KWT Subur Makmur Lestari RW 5 yang telah memaksimalkan keberadaan biopori jumbo guna mengurangi sampah organik di rumah tangga.
“Selamat kepada KWT Subur Makmur Lestari RW 5 yang telah mempraktekkan mengolah sampah dari sumbernya. Melalui biopori jumbo yang barusan kita panen ini sudah berusia satu tahun dengan kedalaman 2,5 meter. Harapannya dari hasil panen dapat dijadikan produk penjualan warga RW berupa kompos dengan kemasan tertentu,”jelas Singgih.

Sebelum di kemas. Hasil biopori jumbo berupa pupuk tanaman ini diayak terlebih dahulu guna memilah sampah organik. Sehingga saat dikemas lebih padat dan tidak ada ranting yang ikut terbungkus.

Menurutnya, kompos dari hasil biopori jumbo dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman seperti terong, cabai, kangkung. Selain itu, juga dapat meningkatkan perekonomian dengan menjual hasil kompos tersebut.
“Praktek yang bagus dan benar yang diinisiasi oleh warga ini kompak. Sehingga dapat menjadikan lingkungan rumahnya bebas dari sampah. Semoga ini dapat diterapkan ke seluruh RW yang ada di Kota Yogyakarta,”ujarnya.
Singgih mengungkapkan, jika diperlukan mesin pencacah sampah di Kampung Mangkuyudan, pemerintah siap membantu. Sehingga pengelolaan sampah organik dapat dilakukan secara maksimal.

Dari hasil satu tahun menimbun sampah organik dari rumah tangga menggunakan metode biopori jumbo, KWT Subur Makmur Lestari RW 5 dapat menghasilkan pupuk tanaman sebanyak 1 ton yang bisa diperjual belikan dengan pengemasan yang lebih praktis.

“Kami siap membantu. Misalnya dibutuhkan mesin pencacah nanti akan ditindaklanjuti oleh DLH Kota Yogyakarta. Selain itu, jika diperlukan seperti enzim, E4, ataupun tetes kebo kita siapkan. Bahkan, dukungan biopori jumbo dan jaringan pemasaran juga kita siap membantu,”ungkapnya.
Ia berharap, dengan bantuan yang diberikan dapat menambah semangat warga Kota Yogyakarta dalam memilah dan mengolah sampah.
Sementara itu, Lurah Kelurahan Mantrijeron Bambang Purambono mengungkapkan, jenis limbah yang dimasukkan pada biopori jumbo ini merupakan hasil limbah rumah tangga dari dapur dan tanaman yang ada di sekitar RW 5 Kampung Mangkuyudan. 
Dari hasil biopori jumbo ini warga dapat menghasilkan pupuk tanaman yang bisa diperjual belikan per 5 kilogram pupuk tanaman dihargai Rp 7.500
“Hasil panen biopori jumbo ini sebagian dikelola atau diperjual belikan dan sebagian lainnya dimanfaatkan kembali untuk memenuhi kebutuhan tanaman sayuran warga sekitar,”jelasnya. 

Selain menghasilkan kompos dari limbah rumah tangga. Limbah juga bisa digunakan untuk membuat eco enzim.

Pihaknya menambahkan, ke depannya akan tetap menambah biopori baik skala kecil dan besar di wilayahnya. Selain menambah penghasilan warga sekitar, juga ikut membantu pemerintah dalam mengurangi sampah di Kota Yogyakarta. (Hes)