Peringatan Hari Ibu ke-95 dan HUT GOW ke-72 Tingkatkan Keterlibatan Perempuan dalam Pembangunan
Umbulharjo – Pemkot Yogyakarta terus mendorong perempuan untuk selalu meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan diri, dengan program pembangunan responsif gender yang menetapkan nilai dan isu gender serta afirmasi kepada kelompok rentan, yang salah satunya adalah perempuan.
Hal itu dikatakan Plt Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kota Yogyakarta Sarmin, dalam Puncak Peringatan Hari Ibu ke-95 dan HUT Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Kota Yogyakarta ke-72, pada Selasa (12/12) di Ruang Bima.
Pihaknya mengatakan, Peringatan Hari Ibu merupakan bagian dari penyadaran bersama bahwa perempuan berhak memiliki akses, partisipasi, kontrol dan manfaat dalam pembangunan. Dengan adanya GOW Kota Yogyakarta diharapkan mampu memantapkan langkah percepatan pembangunan masyarakat khususnya bagi perempuan.
"Kami juga mendorong ruang-ruang publik yang ramah dan aman bagi perempuan, yang juga akan menciptakan ibu mandiri dan berdaya dalam berbagai bidang, mulai dari ekonomi, pendidikan, kesehatan, sosial, politik, hukum dan budaya. Dengan harapan pengarusutamaan gender di Kota Yogyakarta akan semakin lebih baik lagi,” katanya.
Sementara itu Ketua GOW Kota Yogyakarta Atik Wulandari menyampaikan, pada peringatan HUT ke-72 GOW digelar berbagai kegiatan, di antaranya lomba MC, lomba memakai kain jarik, seminar keistimewaan, seminar edukasi kanker seviks, serta anjangsana ke sesepuh GOW, yang diikuti oleh beberapa perwakilan organisasi perempuan.
“Melalui momentum peringatan Hari Ibu dan HUT GOW ini kami harap dapat mendorong kemandirian perempuan di Kota Yogyakarta dalam banyak aspek, juga mendukung peningkatan pemberdayaan perempuan dan kewirausahaan berperspektif gender,” ujarnya.
Menurutnya peringatan tersebut bisa membawa pengaruh positif bagi perempuan dan masyarakat pada umumnya, untuk selalu menghargai hak-hak perempuan, begitu juga dalam peningkatan kesetaraan gender sehingga mendukung pembangunan berkelanjutan dan berkeadilan dalam keluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada kegiatan tersebut juga diberikan penghargaan kepada para pemenang Gender Champion untuk beberapa kategori. Mulai dari kategori perorangan, komunitas, perangkat daerah, kemantren dan kelurahan.
Salah satu pemenang Gender Champion kategori komunitas Endang Rohjiani dari Komunitas Winongo Asri mengungkapkan, keterlibatan perempuan dalam komunitas tidak sebatas sebagai anggota saja tapi juga harus turut serta dalam perencanaan dan pengambilan keputusan.
“Perempuan punya hak bersuara dan berpendapat dalam menentukan arah pembangunan, karena perempuan tidak hanya bicara tentang dirinya sendiri tapi juga terkait bagaimana keamanan anak, kesehatan anak, juga bagaimana perlindungan dan pemenuhan hak anak,” ungkapnya. (Jul)