Pemkot Yogya Kejar Penyelesaian Taman Budaya Embung Giwangan

UMBULHARJO- Pemerintah Kota Yogyakarta mengejar target penyelesaian pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan pada akhir 2023. Fasilitas yang dibangun pada tahun ini adalah gerbang masuk dan panggung terbuka. Meskipun mengejar target selesai, tapi Pemkot Yogyakarta menekankan pelaksana proyek memperhatikan kualitas hasil pembangunan.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singgih Raharjo menyebut berdasarkan laporan dari Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan sudah mencapai sekitar 92 persen. Namun menurutnya masih ada pekerjaan finishing yang masih cukup banyak pada sisa waktu sampai akhir masa kontrak pekerjaan pada 28 Desember 2023.

Penjabat Wali Kota Yogyakarta Singih Raharjo bersama Dinas PUPKP dan Dinas Kebudayaan Kota Yogyakarta serta pihak terkait meninjau perkembangan pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan.

“Saya melihat banyak pekerjaan yang memang tidak mandatory (wajib utama). Tinggal finishing tapi saya kira masih cukup banyak yang harus dilakukan,” kata Singgih ditemui saat meninjau pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan pada Selasa (19/12/2023).

Pihaknya mendorong pelaksana proyek mengejar waktu untuk segera menyelesaikan pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan. Singgih menyatakan pelaksana proyek bisa menambah pekerja maupun waktu untuk meningkatkan volume pekerjaan. Mengingat sisa waktu yang ada sampai habis masa kontrak pekerjaan.

Singgih saat meninjau dan berada di area bangunan panggung terbuka. 

“Kalau diperlukan lembur malam saya kira sangat saya rekomendasikan. Karena ini juga jauh dari permukiman sehingga tidak mengganggu lingkungan. Yang harus dikejar adalah target waktu penyelesaian,” tegasnya.

Meski demikian, pihaknya tetap mengingatkan pelaksana untuk memperhatikan kualitas pembangunan. Singgih mengakui setelah masa kontrak pekerjaan berakhir, ada masa pemeliharaan. Namun diharapkan seluruh aktivitas pekerjaan sudah diselesaikan pada 28 Desember 2023 sesuai kontrak. “Saya juga wanti-wanti untuk kualitasnya. Jangan sampai hanya selesai, tapi kualitasnya dinomorduakan karena ini sangat penting,” ujar Singgih.

Singgih didampingi Kepala Dinas PUPKP Kota Yogykarta Hari Setyowacono meninjau bagian lantai 2 pada bangunan gerbang masuk Taman Budaya Embung Giwangan.

Setelah pembangunan selesai, pihaknya masih akan melihat hasil dan fungsi seluruh bangunan, Singgih menuturkan masa pemeliharaan digunakan untuk memastikan  semua berfungsi dengan baik. Misalnya dari sisi bangunan, keselamatan dan jaringan listrik.

Singgih berharap setelah fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan selesai dibangun, tempat itu bisa menjadi ruang ekspresi budaya. Keberadaan embung dan taman budaya dinilai memiliki pemandangan yang bagus dilihat dari bangunan di lantai dua. Panggung terbuka bisa menjadi ruang untuk pertunjukan budaya. Sedangkan embung tetap sebagai fungsinya konservasi air.

Bangunan gerbang masuk Taman Budaya Embung Giwangan berlantai dua berada di sisi tenggara embung. 

Sementara itu Kepala Dinas PUPKP Kota Yogyakarta, Hari Setyowacono mengatakan tetap berupaya untuk bisa menyelesaikan pekerjaan pada 28 Desember 2023. Dia menilai dari sisi volume pembangunan fasilitas Taman Budaya Embung Giwangan hampir semua sudah terpenuhi. Sisa pekerjaan saat ini banyak bersifat finishing misalnya terkait dengan penyambungan jaringan listrik ke PLN. Menurutnya melihat dari sisi struktur sudah memenuhi dan dari sisi kerapian juga cukup bagus.

“Kami sudah berkoordinasi dengan pelaksana berkaitan percepatan yaitu penambahan tenaga kerja khusus menyelesaikan finishing. Meskipun finishing itu kecil-kecil tapi membutuhkan tenaga yang cukup banyak. Di samping itu waktu pelaksanaan tidak hanya siang tapi juga malam. Meskipun pelaksana melakukan pengerjaan sampai jam sepuluh malam tetapi dengan tambahan tenaga pasti bisa terselesaikan,” jelas Hari.

Bangunan panggung terbuka di Taman Budaya Embung Giwangan. 

Gerbang masuk Taman Budaya Embung Giwangan dibuat berlantai 2. Bagian bawah sebagai pintu masuk. Sedangkan bagian di lantai dua terdapat ruang-ruang untuk fasilitas pendukung seperti ruang pertemuan skala kecil, kantor, toilet dan musala. Bangunan pintu gerbang itu menggunakan arsitektur bergaya Indis berdasarkan rekomendasi Dewan Pertimbangan dan Pelestarian Warisan Budaya.(Tri)